Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kosmonot yang Hampir Tewas Saat Berjalan di Ruang Angkasa

Kompas.com - 17/04/2024, 20:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kosmonot asal Uni Soviet, Alexei Leonov, tercatat menjadi manusia pertama yang berjalan di ruang angkasa.

Peristiwa tersebut terjadi pada 18 Maret 1965 ketika ia diluncurkan bersama Pavel Belyayev menggunakan pesawat ruang angkasa Voshkod-2 dari Baikonur (kini Kazakhstan).

Dilansir dari Majalah Time, Leonov mengukir sejarah ketika Uni Soviet masih bersaing dengan Amerika Serikat (AS) dalam perlombaan antariksa atau space race.

Meski namanya tercatat dalam sejarah, perjalanan Leonov ke ruang angkasa hampir merenggut nyawanya karena pakaian antariksa yang dikenakannya mengembang.

Baca juga: Pengakuan Kosmonot yang Terdampar di Ruang Angkasa Selama 311 Hari

Perjalanan Leonov ke ruang angkasa

Leonov yang lahir di Desa Listvyanka, Siberia pada 1934 melakukan penerbangan pertamanya menggunakan Voskhod-2.

Begitu berada di luar angkasa, Belyayev membuka pintu udara luar pada Voskhod-2.

Leonov kemudian melayang bebas selama 12 menit dengan tali penambat yang panjangnya lebih dari 4,8 meter.

Pada saat itu, ia mendapat misi untuk memasang kamera ke airlock lalu mendokumentasikan perjalanan di ruang angkasanya dengan kamera yang diikatkan di dadanya.

Namun, kamera yang dipasang di dadanya tidak dapat digunakan karena pakaian antariksanya mengembang.

Sejarawan Rex Hall dan David Shayle mengatakan, suhu inti tubuh Leonov melonjak hingga 35 derajat dalam waktu kurang dari setengah jam.

Kondisi tersebut menyebabkan tubuhnya di ambang sengatan panas atau heatstroke.

Baca juga: Kisah Kosmonot yang Tahu Tidak Akan Kembali ke Bumi dalam Keadaan Hidup

Leonov tidak bisa masuk ke Voskhod-2

Leonov mengaku, pada saat pakaian antariksanya mengembang, tubuhnya penuh dengan keringat.

Tak hanya itu, pakaian antariksanya yang mengembang dan menegang juga menjadi terlalu besar untuk ia dapat masuk kembali melalui airlock selebar 1,1 meter.

Meski begitu, Leonov memilih untuk tidak melaporkan kendala yang ia alami ke pusat kontrol di Bumi. Ia memilih untuk menangani masalahnya sendiri.

Berbagai cara dilakukan Leonov supaya ia bisa kembali ke Voskhod-2, salah satunya dengan membuka katup di pakaiannya secara perlahan untuk melepaskan oksigen.

Hal tersebut dilakukan Leonov supaya tekanan pada pakaian antariksanya berkurang sehingga ia dapat masuk ke Voskhod-2.

Namun, upaya tersebut justru hampir mencelakai Leonov karena melepaskan udara ke luar pakaian antariksa membuat dirinya kekurangan oksigen untuk bernapas.

Keputusan membuang udara juga membuatnya berisiko terkena penyakit dekompresi.

Baca juga: Kalimat Terakhir Kosmonot Uni Soviet Sebelum Jatuh dari Ruang Angkasa

Leonov kembali ke Bumi

Setelah melayang-layang di ruang angkasa dengan pakaian yang mengembang, Leonov akhirnya berhasil masuk ke Voskhod-2.

Tapi, masalah yang dialami Leonov tidak berhenti di pakaian antariksanya saja.

Voskhod-2 yang mengangkut dirinya dengan Belyayev ternyata sulit dikendalikan dan kadar oksigen dalam pesawat ruang angkasa terus meningkat ke tahap berbahaya.

Kondisi seperti itu mengancam nyawa Leonov dan Belyayev karena satu percikan api saja bisa menyebabkan ledakan besar.

Belyayev dan Leonov mencoba segala cara supaya Voskhod-2 dapat distabilkan dan akhirnya berhasil.

Selanjutnya, Leonov dan Belyayev harus menghadapi masalah ketika hendak kembali ke Bumi.

Sistem masuk kembali otomatis pada Voskhod-2 ternyata gagal menembakkan roket retro.

Mau tidak mau, keduanya harus memulai prosedur pendaratan manual ketika Voskhod-2 berbelok ke arah yang tidak semestinya sebelum akhirnya kembali stabil.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/7/2021), Voskhod-2 yang diawaki Leonov dan Belyayev akhirnya mendarat di Pegunungan Ural yang tertutup salju.

Keduanya harus bertahan di lingkungan yang super dingin sampai tim penyelamat menemukan mereka.

Leonov yang tercatat sebagai manusia pertama yang berjalan di ruang angkasa meninggal dunia pada 11 Oktober 2019.

Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 85 tahun setelah menderita sakit dalam waktu yang lama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com