Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Kosmonot yang Terdampar di Ruang Angkasa Selama 311 Hari

Kompas.com - 19/03/2024, 19:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mantan kosmonot Uni Soviet, Sergei Krikalev, pernah terdampar di ruang angkasa selama 311 hari.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (24/3/2024), peristiwa itu terjadi setelah Krikalev meluncur dari Kosmodrom Baikonur (sekarang Kazakhstan) pada 18 Mei 1991.

Krikalev diberangkatkan ke stasiun luar angkasa MIR bersama rekan senegaranya, Anatoly Artsebarsky, dan astronot berkewarganegaraan Inggris, Helen Sharman.

Ia seharusnya menjalankan misi di stasiun ruang angkasa MIR selama lima bulan, namun dirinya terjebak di sana selama hampir setahun.

Baca juga: Kisah Kosmonot yang Tahu Tidak Akan Kembali ke Bumi dalam Keadaan Hidup

Krikalev tidak bisa pulang ke Bumi

Awal mula Krikalev terdampar di ruang angkasa terjadi saat kosmonot asal Kazakhstan yang seharusnya menggantikan dirinya tidak jadi diberangkatkan dengan alasan kurang berpengalaman.

Nasib Krikalev semakin tidak jelas ketika situasi politik di negaranya sedang kacau-balau karena kebijakan Glasnot yang diinisiasi Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev menjadi bumerang bagi pemerintahannya.

Glasnot adalah kebijakan keterbukaan pada semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi.

Krikalev baru kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992 setelah negaranya bubar pada 25 Desember 1991.

Ia menjadi satu-satunya warga Uni Soviet terakhir yang tersisa setelah negaranya yang sebelumnya besar dan adidaya runtuh.

Baca juga: Kalimat Terakhir Kosmonot Uni Soviet Sebelum Jatuh dari Ruang Angkasa

Pengakuan Krikalev

Setelah kembali ke Bumi, Krikalev mengaku merasa senang dan beruntung ketika menjalankan misi di MIR.

Hal yang ia sukai adalah sensasi merasakan nol gravitasi di ruang angkasa yang membuat tubuhnya seakan-akan tidak memiliki bobot.

"Anda merasa seperti burung yang bisa terbang," ujar Krikalev dikutip dari IFL Science.

Kendati demikian, perasaan senang itu tidak bertahan lama usai kabar kekacauan politik di Uni Soviet terdengar hingga ke telinga Krikalev yang berada di luar Bumi.

"Itu adalah proses yang panjang dan kami mendapatkan berita, tidak sekaligus, tetapi kami mendengar tentang referendum, misalnya," kata Krikalev.

Krikalev mengaku, ia tetap menjalankan misi di MIR ketika negaranya bergejolak. Ia lebih mengkhawatirkan kondisi keluarga dan temannya yang berada di Bumi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com