Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Krikalev, Kosmonot Rusia yang Terkatung-katung di Luar Angkasa 311 Hari

Kompas.com - 24/03/2023, 22:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 25 Desember 1991 diingat banyak orang sebagai hari runtuhnya Uni Soviet setelah Presiden Mikhail Gorbachev mengundurkan diri.

Namun, belum banyak orang yang menyadari bahwa di balik runtuhnya negara adikuasa tersebut ada satu sosok yang nyaris dilupakan.

Ia adalah Sergei Krikalev, seorang kosmosnot yang terkatung-katung di stasiun luar angkasa MIR selama berbulan-bulan.

Kosmonot adalah sebutan yang dipakai Badan Antarariksa Uni Soviet untuk penjelajah yang dikirim ke luar angkasa.

Pada saat itu, Krikalev yang mendapat kesempatan untuk menjalankan misi di luar angkasa nyaris tidak bisa pulang ke Bumi karena negaranya runtuh.

Lalu, apa penyebabnya? Berikut kisah Krikalev, kosmonot yang terkatung-katung di luar angkasa setelah Uni Sovit bubar menjadi 15 negara.

Keberangkatan Krikalev ke luar angkasa

Dilansir dari The European Space Agency, Krikalev lahir pada 27 Agustus 1958 di Leningard yang kini bernama St. Petersburg setelah Uni Soviet bubar.

Ia lulus dari Leningrad Mechanical Institute yang sekarang bernama St. Petersburg Technical University pada tahun 1981.

Dari perguruan tinggi tersebut, Krikalev menyandang gelar teknik mesin dan melanjutkan cita-citanya sebagai kosmonot.

Inverse menyebut bahwa Krivakelv mulai menjalankan misi luar angkasa pada 18 Mei 1991. Ia diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur (sekarang Kazakhstan) pada 18 Mei 1991 bersama dua orang.

Mereka adalah kosmonot Anatoly Artsebarsky dan astronot berkewarganegaraan Inggris Helen Sharman.

Ketiganya menumpang kapsul Soyuz menuju MIR, stasiun luar angkasa milik Uni Soviet.

Misi luar angkasa Krikalev

Setelah tiba di MIR, Krikalev bersama dua penjelajah luar angkasa lainnya tidak memikirkan hal-hal politik.

Sebabnya, mereka diluncurkan dari Bumi untuk satu tujuan, yaitu melakukan perawatan MIR agar stasiun luar angkasa ini tetap berfungsi.

Selama di luar angkasa, Krikalev yang ditugaskan di MIR untuk misi selama lima bulan menghabiskan waktunya dengan berlatih.

Namun, impian Krikalev untuk pulang ke Bumi tertunda-tunda hingga total ia berada di luar angkasa selama sepuluh bulan.

Krikalev awalnya diberi kabar bahwa kosmonot yang akan menggantikannya telah digantikan oleh kosmonot asal Kazakhtan.

Sayangnya, kosmonot tersebut tak kunjung dikirim ke MIR karena ia dinilai kurang berpengalaman.

Alhasil, Krikalev harus menunggu lebih lama sembari penggantinya benar-benar siap.

Uni Soviet runtuh

Penantian Krikalev di luar angkasa semakin tidak menentu ketika negaranya mengalami pergolakan politik.

Gorbachev yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden Uni Soviet awalnya menerapkan kebijakan Glasnot, untuk memperbaiki kondisi politik dan ekonomi negara tersebut.

Namun, kebijakan tersebut malah menjadi bumerang bagi Gorbachev dan pemerintahannya hingga ia mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Buntut dari pengunduran diri Gorbachev, Uni Soviet bubar dan wilayah pecahannya membentuk 15 negara baru.

Mengetahui situasi negaranya yang karut-marut, Krikalev sebenarnya bisa kembali ke Bumi menggunakan kapsul Raduga.

Tetapi, Krikalev memutuskan tidak kembali menggunakan Raduga karena ia tidak ingin MIR terkatung-katung di luar angkasa tanpa awak.

Dilansir dari RBTH, Krikalev akhirnya tinggal untuk sementara waktu selama 311 hari atau sepuluh bulan di luar angkasa.

Durasi waktu tersebut lebih lama dari misi luar angkasa yang seharusnya berjalan lima bulan.

Kepulangan Krikalev ke Bumi

Setelah Uni Soviet bubar dan salah satu wilayahnya berdiri menjadi Rusia, negara ini memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik pada awalnya.

Rusia mengalami hiperinflasi sampai-sampai negara ini menjual kursi negara lain ke stasiun luar angkasa dengan roket Soyuz.

Tawaran ini membuat Australia membeli kursi seharga 7 juta dolar AS dan Jepang membeli kursi seharga 12 juta dolar AS.

Buruknya perekonomian Rusia membuat MIR juga berencana dijual dan kondisi ini memaksa kosmonot dan astronot lainnya pulang ke Bumi, kecuali Krikalev.

Karena Krikalev tidak kunjung kembali ke Bumi, ia meminta untuk dirikimkan madu sebagai perbekalan di luar angkasa.

Sayangnya, permintaan tersebut tidak dipenuhi dan ia dikirimkan lemon dan lobak karena ketiadaaan madu.

Setelah melalui berbagai kesulitan, Krikalev akhirnya kembali kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992.

Hal tersebut terjadi karena Jerman mau membayar 24 juta dolar untuk tiket penggantinya bagi Klaus-Dietrich Flade.

Saat mendarat di Bumi, Krikalev masih mengenakan baju kosmonot dengan tulisan USSR dan bendera Uni Soviet.

Ia dibopong oleh empat orang setibanya di Bumi dalam keadaan pucat dan berkeringat.

Orang di sekitar lantas membawakan Krikalev mantel bulu dan memberikannya semangkuk sup kaldu.

Pada saat ia mendarat di Bumi, kota kelahirannya Leningard telah berubah nama menjadi St. Peterburg.

Tak hanya itu, gaji Krikalev sebesar 600 rubel yang pada saat itu dinilai tinggi bagi seorang kosmonot tiba-tiba setara dengan gaji sopir bus karena hiperinflasi yang melanda Rusia.

Dilansir dari Historynet, Krikalev kemudian mendapat julukan warga negara Uni Soviet terakhir sekembalinya ia ke Bumi,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com