Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Puisi Sedunia 2023, Ini Sejarah dan Perkembangannya

Kompas.com - 21/03/2023, 07:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat dunia merayakan Hari Puisi Sedunia setiap tanggal 21 Maret.

Dilansir dari situs UNESCO, hari ini ditujukan untuk merayakan salah satu bentuk ekspresi dan identitas budaya dan bahasa manusia yang paling berharga.

“Dirangkai dalam kata-kata, diwarnai dengan gambar, diukur dengan meteran yang tepat, kekuatan puisi tidak ada tandingannya," ujar Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.

Puisi dianggap sebagai bentuk ekspresi intim yang membuka pintu bagi semua orang, memperkaya kemajuan manusia, dan sangat diperlukan di masa-masa genting.

Puisi juga merupakan karya yang berbicara tentang kemanusiaan dan nilai-nilai tanpa batasan budaya dan wilayah serta dipraktikkan sepanjang sejarah.

Berikut sejarah dan perkembangan puisi untuk merayakan Hari Puisi Sedunia 2023.

Baca juga: Mengenal The Love Song for Shu-Sin, Puisi Cinta Tertua di Dunia


Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO pertama kali menetapkan 21 Maret sebagai Hari Puisi Sedunia dalam Konferensi Umum ke-30 di Paris pada 1999. Acara tersebut berlangsung di Perancis pada 26 Oktober hingga 7 November 1999.

Penetapan ini dilakukan untuk mendukung keragaman bahasa melalui ekspresi puitis dan meningkatkan kesempatan bahasa yang terancam punah untuk didengar.

Hari Puisi Sedunia merupakan kesempatan warga dunia untuk menghormati penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi, mempromosikan membaca, menulis, dan mengajar puisi, mendorong konvergensi antara puisi dan seni lainnya seperti teater, tari, musik, dan lukisan, serta meningkatkan visibilitas puisi-puisi di media.

Keberadaan karya puisi mampu menyatukan orang-orang lintas benua.

Karena itu, seluruh masyarakat dunia, tidak terbatas dalam budaya, wilayah, dan sejarah tertentu, diundang untuk merayakan hari ini.

Baca juga: Mengenang Wiji Thukul, Aktivis yang Bersuara dengan Puisi-puisinya

Perkembangan puisi

Menurut National Today, puisi paling awal berjudul "Epic of Gilgamesh" dan muncul sekitar tahun 2000 SM. Namun, ada kemungkinan puisi sudah ada sebelum literasi menyebar.

Pada abad ke-14, soneta pertama kali dibuat. Tulisan Francesco Petrarca adalah karya soneta awal yang paling terkenal.

Di tahun 1999, UNESCO menetapkan 21 Maret sebagai Hari Puisi Sedunia dalam Konferensi Umum ke-30 di Paris.

Perayaan pertama Hari Puisi Sedunia diadakan pada 21 Maret 2000.

Berbagai bentuk puisi kemudian menjadi tren selama era yang berbeda dan terus berkembang.

Dari soneta hingga lirik rap, tujuan inti puisi tetap sama yaitu mengeksplorasi kondisi manusia dan memunculkan emosi melalui kata-kata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com