Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KA Panoramic Beli Tiket Kursi "D" Samping Jendela tapi Dapat Lorong, Ini Kata KAI

Kompas.com - 22/02/2024, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi tangkapan layar cerita penumpang kereta api yang mendapatkan kursi tak sesuai dengan aplikasi pemesanan tiket, viral di media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun media sosial X @calomagang, Rabu (21/2/2024) pukul 20.41 WIB.

Dalam unggahannya, warganet mengaku memesan tiket kereta api dengan kursi "8D" yang harganya hampir Rp 1 juta. Dengan memilih kursi "D", dia berharap bisa duduk di sebelah jendela.

Namun saat berada di dalam gerbong kereta, dia justru mendapatkan kursi yang lokasinya di dekat lorong, bukan samping jendela.

"Beli tiket harga hampir sejutaan, sengaja pilih nomor 'D' biar dapet window seat. Ehhhh, kenyataan di dalam kereta berbeda sama di denah pemesanan tiket," tulisnya.

Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Ramai soal Penumpang Kereta Tiket Rp 700.000 Dapat Kursi Kotor, KAI Jelaskan Ketentuan Kompensasi


Nomor kursi KA Panoramic terbalik

Vice President Public Relation PT KAI Joni Martinus mengungkapkan permohonan maafnya kepada pelanggan atas kesalahan penulisan nomor kursi tersebut.

Menurutnya, kesalahan penulisan nomor kursi itu terjadi di KA Panoramic.

"KAI membenarkan telah terjadi kesalahan dalam penulisan posisi tempat duduk yang tertempel di dinding kereta Panoramic," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (22/2/2024).

Joni menyebutkan, penulisan kursi nomor C dan D yang tertulis dalam papan informasi dalam gerbong KA Panoramic itu tertukar.

Deretan kursi nomor C memang seharusnya berada di dekat lorong gerbong kereta, sedangkan kursi nomor D terletak di pinggir jendela.

Baca juga: 14 Kampus Ini Bisa Dapatkan Diskon Tiket Kereta dari KAI pada 2024, Berikut Caranya

 

Kondisi ini sesuai dengan informasi dalam aplikasi pemesanan tiket KAI.

"KAI memohon maaf kepada para pelanggan atas kesalahan penulisan tersebut dan akan melakukan berbagai upaya perbaikan," ujar dia.

Joni menyatakan, pihaknya akan menginformasikan secara langsung dan proaktif perihal kesalahan penulisan nomor kursi tersebut kepada para penumpang KA Panoramic.

Selanjutnya, penumpang kereta diperbolehkan duduk sesuai dengan posisi kursi yang dipesan melalui aplikasi pemesanan. 

"Di mana untuk posisi D adalah dekat jendela dan posisi C adalah di dekat lorong," tegasnya,

Atas insiden itu, Joni memastikan segera melakukan upaya perbaikan.

Perbaikan akan dilakukan KAI Wisata, selaku pengelola KA Panoramic dan berkoordinasi dengan pihak Balai Yasa Surabaya Gubeng. 

Baca juga: Penumpang Keluhkan Kursi Kereta Eksekutif yang Terlalu Mepet Dinding Gerbong, Ini Kata KAI

KA Panoramic

Jadwal kereta panoramic pada Januari-29 Februari 2024. Jadwal KA Panoramic. Jadwal kereta panoramic terbaru.Dok. KAI Jadwal kereta panoramic pada Januari-29 Februari 2024. Jadwal KA Panoramic. Jadwal kereta panoramic terbaru.
Sementara itu, tiket kereta Panoramic dapat dibeli melalui aplikasi Access by KAI. Ada lima kereta api yang memiliki rangkaian gerbong Panoramic.

Berdasarkan informasi dalam aplikasi Access by KAI, berikut rincian harga tiket KA Panoramic yang berlaku hingga 29 Februari 2024:

  • Papandayan Panoramic: Rp 550.000
  • Pangandaran Panoramic: Rp 550.000
  • Argo Parahyangan Panoramic: Rp 425.000
  • Argo Wilis Panoramic: Rp 1.200.000
  • Turangga Panoramic: Rp 1.100.000.

Kereta Panoramic beroperasi dalam lima jalur KA reguler, yaitu Papandayan (Gambir-Garut PP), Pangandaran (Gambir-Banjar PP), Argo Parahyangan (Gambir-Bandung PP), serta Argo Wilis dan Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng PP).

Baca juga: Jadwal KA Argo Parahyangan Disebut Terus Berkurang, Terdampak Whoosh?

Dikutip dari Instagram KAI Wisata, berikut jadwal perjalanan KA Panoramic.

  • Papandayan Panoramic (24 Januari-29 Februari 2024)
    • Rute Gambir-Garut: berangkat 06.30 WIB, tiba 11.20 WIB
    • Rute Garut-Gambir: berangkat 12.30 WIB, tiba 17.45 WIB
  • Pangandaran Panoramic (24 Januari-29 Februari 2024)
    • Rute Gambir-Banjar: berangkat 09.30 WIB, tiba 16.25 WIB
    • Rute Banjar-Gambir: berangkat 16.55 WIB, tiba 00.49 WIB
  • Argo Parahyangan Panoramic (24 Januari-29 Februari 2024)
    • Rute Gambir-Bandung: berangkat 19.30 WIB, tiba 21.24 WIB
    • Rute Bandung-Gambir: berangkat 06.00 WIB, tiba 08.45 WIB
  • Argo Parahyangan Panoramic (23-25 Februari 2024)
    • Rute Gambir-Bandung: berangkat 10.20 WIB, tiba 13.15 WIB
    • Rute Bandung-Gambir: berangkat 07.00 WIB, tiba: 09.55 WIB
  • Argo Wilis Panoramic (1-29 Februari 2024)
    • Rute Bandung-Surabaya Gubeng: berangkat 07.40 WIB, tiba 17.35 WIB
    • Rute Surabaya Gubeng-Bandung: berangkat 08.15 WIB, tiba 18.08 WIB
  • Turangga Panoramic (1-29 Februari 2024)
    • Rute Bandung-Surabaya Gubeng: berangkat 20.00 WIB, tiba 06.17 WIB
    • Rute Surabaya Gubeng-Bandung: berangkat 18.10WIB, tiba 04.21 WIB
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com