Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Thailand Buka Jasa Menginap di Rumah Berhantu, Tarif Rp 400.000 Per Malam

Kompas.com - 22/02/2024, 13:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah angker, berhantu, atau bekas kejadian pembunuhan biasanya akan dihindari, bahkan kerap dibiarkan terbengkalai.

Namun, dua mahasiswa Thailand melihat keberadaan rumah berhantu sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. 

Mereka menawarkan layanan penelusuran keberadaan hantu di suatu rumah, apartemen, ataupun bangunan yang diduga berhantu dengan cara bermalam di sana.

Dua mahasiswa itu memperkirakan, bisnis tidur di rumah berhantu ini dapat membantu perusahaan real estate dan pemilik rumah.

Baca juga: Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya


Bisnis rumah hantu

Wifei Cheng atau akrab dipanggil Earth (21) memulai bisnis tinggal di rumah berhantu pada sekitar 15 Januari 2024.

Mahasiswa dari Rajamangala University of Technology Lanna di Chiang Mai, Thailand, tersebut mengiklankan jasa pengecekan rumah hantu melalui grup Facebook. 

Dia menawarkan layanan tinggal di kamar sewaan, rumah, dorm, atau kondominium yang diduga berhantu atau pernah menjadi lokasi tindak pembunuhan untuk memastikan keberadaan makhluk tak kasat mata dalam bangunan tersebut.

Tawaran ini tidak diluncurkan untuk gimik atau uji nyali. Dia menyebutkan, layanan tersebut sengaja dibuat untuk mengatasi masalah penyewa yang pindah karena merasa dihantui dan menawarkan kepastian terhadap kelayakan kamar tersebut ke penyewa baru.

Baca juga: Taylor Swift Disebut Hanya Konser di Singapura, Ini Kata PM Thailand

Untuk menjalankan bisnis rumah hantu tersebut, Earth mengajak teman kuliahnya Setthawut Boonprakong atau biasa dipanggil Book.

Dikutip dari The Thaiger, keduanya ingin peluang bisnis ini menjadi pekerjaan paruh waktu yang menjanjikan dan bukan hanya konten untuk media sosial.

Ide pembuatan bisnis rumah hantu di Thailand terinsipirasi dari layanan serupa yang mereka lihat di Jepang. Di Negeri Sakura, pekerja disewa untuk tidur di rumah atau tempat yang diduga berhantu.

Earth mengeklaim dirinya tidak takut hantu, sedangkan Book sebenarnya sangat takut dengan makhluk tak kasatmata. Namun, dia tetap melakukan pekerjaan ini untuk membuktikan bahwa hantu itu tidak ada.

“Untuk amannya, saya akan mempersenjatai diri dengan jimat suci jika saya ditawari pekerjaan,” kata mahasiswa tersebut, dilansir dari News18 (21/2/2024).

Baca juga: Kenapa Banyak Orang Percaya Adanya Hantu?

Cara kerja bisnis rumah hantu

Ilustrasi hantu di bangunan.Shutterstock Ilustrasi hantu di bangunan.
Untuk bisa menyewa layanan tidur di rumah berhantu, Earth dan Book menawarkan tarif awal sebesar 1.000 baht Thailand atau sekitar Rp 435.091 semalam.

Biaya ini dapat bertambah seiring tingkat keangkeran yang dialami, tetapi belum termasuk biaya perjalanan dan akomodasi. Sejauh ini, Earth dan Book baru menawarkan jasa tersebut di sekitar Chiang Mai.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com