Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Beranak dalam Kubur" Disebut Bisa Terjadi, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 19/02/2024, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Baca juga: Bisa Picu Guncangan Janin, Bolehkah Ibu Hamil Tertawa Terbahak-bahak?

Tahapan pembusukan jenazah

Indra memaparkan, pembusukan jenazah secara umum terdiri dari lima tahapan, mulai dari berhentinya organ tubuh hingga pembusukan tulang.

Berikut tahapan pembusukan jenazah, baik pada pria maupun wanita:\

1. Autolisis

Proses pembusukan jenazah sudah dimulai sejak jantung berhenti berdetak karena tidak ada lagi darah yang dipompa ke seluruh tubuh.

Hanya dalam waktu tiga hingga enam jam, otot tubuh mulai kaku dan tidak dapat berelaksasi. Jasad pun menjadi tegang dalam kondisi yang disebut rigor mortis.

"Setelah jasad dikuburkan dalam tanah (24–72 jam setelah kematian), suhu tubuh perlahan menjadi dingin karena menyesuaikan suhu lingkungan. Ditambah lagi, tak ada oksigen yang terbawa dalam peredaran darah," papar Indra.

Bakteri yang hidup dalam usus mulai menggerogoti dinding usus. Enzim dalam tubuh juga akan bekerja untuk memecah sel dan jaringan di sekitarnya.

Menurut Indra, proses tersebut dikenal sebagai autolisis, yang ditandai dengan lecet pada beberapa permukaan kulit.

"Perlahan, lalat-lalat mulai menghinggapi tubuh untuk bertelur," lanjutnya.

2. Penggembungan

Sekitar tiga sampai lima hari setelah kematian, bakteri mulai berkembang biak dan menghasilkan berbagai gas seperti karbon dioksida, metana, nitrogen, dan hidrogen sulfida.

Gas tersebut membuat tubuh tampak menggembung dan menciptakan tekanan berlebihan dalam tubuh.

Tekanan akan mendorong cairan keluar melalui lubang-lubang pada tubuh, seperti hidung, mulut, telinga, vagina, dan anus.

Gas inilah yang menjadi alasan jenazah wanita dapat mengeluarkan janin dalam perut dengan sendirinya.

"Jika ada serangga atau belatung yang memakan jaringan tubuh, mereka akan meninggalkan telurnya dan mulai menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit jenazah," kata Indra.

Jenazah dengan kondisi luka terbuka pada kulit, menurutnya, akan memberikan peluang bagi serangga dan bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.

Dengan demikian, proses pembusukan jenazah akan terjadi lebih awal.

"Gas yang keluar akan menguarkan bau amis dan tidak sedap. Ini pertanda bahwa bagian dalam jenazah sudah mulai mengalami proses pembusukan dalam kubur," ujarnya.

Baca juga: Mengeluh Perut Kembung 10 Hari, Wanita di Perancis Ternyata Mengandung Janin di Dekat Ususnya

3. Peluruhan aktif

Indra melanjutkan, tahapan ketiga dari proses pembusukan merupakan pembusukan aktif sekaligus tahap yang paling cepat dan progresif.

"Tahapan ini terjadi sekitar delapan sampai sepuluh hari setelah kematian," tuturnya.

Selama proses ini, sebagian besar massa atau berat tubuh akan hilang karena bakteri dan serangga merusak berbagai sel tubuh dan membuat cairan keluar.

Kulit juga mulai melebarkan pori-pori, yang menjadi akses bagi binatang-binatang pencari makan untuk menggerogoti kulit.

Selanjutnya, kulit mulai meluruh dan menghitam karena tidak ada lagi darah yang mengalirkan oksigen dan zat gizi.

"Tahap ketiga ini dikatakan selesai jika belatung atau serangga apa pun sudah tidak menghinggapi tubuh lagi," terang Indra.

4. Peluruhan tahap lanjut

Jika sebelumnya sebagian jaringan lunak telah membusuk, pada tahap keempat pembusukan lebih lanjut akan terjadi pada tulang, rambut, tulang rawan, serta ligamen.

Indra mengungkapkan, sebagian besar komponen tubuh pada tahapan ini telah berubah warna dan menghitam.

Jaringan dan sel-sel tubuh juga mulai rusak, termasuk jantung, ginjal, hati, dan organ-organ lain yang semula padat akan mencair selama pembusukan tahap lanjut.

"Pada tahap ini, kumbang dan jenis lalat tertentu dengan kemampuan mengunyah benda keras akan mendatangi tubuh untuk memproses komponen tubuh yang lebih keras," kata dia.

5. Pembusukan tulang

Terakhir, menurut Indra, jenazah akan mengalami tahapan skeletonization atau pembusukan tulang.

"Semua komponen tubuh telah terurai dan satu-satunya bagian tubuh yang tersisa dari jenazah hanyalah tulang kering," ujarnya.

Meski memakan waktu bertahun-tahun, sisa tulang kering jenazah akan ikut membusuk hingga tak ada lagi yang tersisa.

"Kondisi lingkungan yang kering dan panas dapat mempercepat proses dan menyelesaikan tahap ini dalam hitungan minggu," ungkap Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com