KOMPAS.com - Lonjakan kadar gula darah tidak hanya terjadi setelah mengonsumsi makanan manis, kaya karbohidrat, atau jenis makanan pemicu lainnya.
Saat merasa tidak enak badan atau masuk angin, kadar glukosa dalam darah juga berpotensi tidak stabil, kondisi yang amat dihindari penderita prediabetes dan diabetes.
Masuk angin biasa ditandai dengan gejala awal saat terkena flu, seperti tubuh lelah, demam, pegal-pegal, dan hidung berair.
Kondisi ini juga kerap diiringi sakit tenggorokan, keringat dingin, batuk, sakit kepala, muntah, dan diare.
Gejala dapat muncul secara tiba-tiba saat tubuh terinfeksi virus mirip flu pada tahap awal virus masuk ke dalam tubuh, tetapi belum berkembang menjadi influenza.
Baca juga: Puasa Intermiten untuk Penderita Diabetes, Bantu Turunkan atau Justru Naikkan Gula Darah?
Organisasi medis internasional Endocrine Society melaporkan, tubuh yang sakit akan melepaskan hormon tertentu untuk membantu melawan infeksi.
Misalnya, hormon stres seperti kortisol dan epinefrin akan dilepaskan untuk memenuhi kebutuhan energi tambahan.
Padahal, pelepasan hormon tersebut akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat.
Di sisi lain, hormon stres tambahan juga mengurangi produksi insulin, hormon yang bertanggung jawab memindahkan glukosa dari dalam darah ke sel tubuh.
Tanpa insulin yang cukup, glukosa atau gula akan bertahan dalam aliran darah lebih lama, sehingga kadar gula darah pun meningkat.
Pada orang tanpa diabetes, kondisi ini umumnya bukanlah suatu masalah yang perlu dikhawatirkan.
Sayangnya, kondisi serupa dapat memicu masalah kesehatan seperti hiperglikemia atau gula darah tinggi pada penderita diabetes.
Baca juga: 5 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes, Apa Saja?
Dikutip dari Eating Well, kenaikan gula darah selama masuk angin atau infeksi dapat lebih berbahaya karena tubuh sebelumnya sudah sulit menjaga gula tetap terkendali.
Ditambah lagi, gaya hidup umumnya akan ikut berubah saat sakit. Pada masa ini, orang lebih cenderung melewatkan makan dan berolahraga, sehingga berdampak pada pengelolaan gula darah.
Dengan produksi insulin yang lebih sedikit dan gula darah lebih tinggi, pasien juga berisiko tinggi terkena ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi diabetes serius saat tubuh memproduksi asam darah atau keton berlebihan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), keton adalah senyawa asam yang dihasilkan oleh tubuh saat membakar lemak untuk dijadikan energi.
Baca juga: Jarang Diketahui, 6 Tanda Diabetes yang Bisa Dilihat dari Kuku dan Jari
Ketoasidosis diabetik terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel, yang seharusnya diubah menjadi energi.
Akibatnya, tubuh akan membakar lemak sebagai pengganti energi, menghasilkan keton, yang dapat berbahaya jika terlalu banyak diproduksi dalam waktu terlalu cepat.
Dilansir dari laman American Diabetes Association, tanda-tanda ketoasidosis diabetik yang patut diwaspadai, antara lain:
Baca juga: Jenis Buah yang Perlu Dihindari Penderita Diabetes, Rawan Picu Gula Darah Naik!
Guna mencegah lonjakan atau penurunan gula darah saat masuk angin, penderita prediabetes atau diabetes perlu menerapkan beberapa hal, meliputi:
Jika terkena masuk angin atau flu dan menderita diabetes, dokter akan sering menyarankan untuk memantau gula darah dengan lebih cermat.
Cara ini akan membantu penderita mengambil tindakan sesuai kebutuhan, seperti menyesuaikan makanan atau camilan.
Jika mengonsumsi obat diabetes atau insulin, pastikan memiliki persediaan yang cukup untuk berjaga-jaga jika jatuh sakit.
Tak lupa, ikuti terus arahan pengobatan selama sakit, dan hubungi dokter untuk berkonsultasi terkait obat yang harus diminum selama sakit.
Baca juga: Potensi Khasiat Daun Pandan untuk Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes
Meskipun nafsu makan mungkin turun saat sakit, melewatkan waktu makan dapat menyebabkan gula darah turun terlalu rendah.
Lakukan yang terbaik untuk menjaga pola makan dan camilan secara teratur. Pastikan tubuh tetap mendapat nutrisi agar mendapat energi untuk melawan infeksi.
Minum cairan sangat penting saat sakit, bahkan meski hanya masuk angin. Namun, pastikan untuk menghindari konsumsi minuman rasa agar gula darah tetap stabil.
Sebagai gantinya, penderita dapat memilih mengonsumsi air putih, teh, atau minuman olahraga bebas gula.
Saat tubuh mulai merasa lebih baik, cobalah melakukan aktivitas ringan seperti jalan kaki sebagai ganti berolahraga.
Menurut studi yang terbit dalam Sports Medicine (2022), jalan kaki dengan intensitas rendah setelah makan terbukti membantu menurunkan gula darah.
Penderita diabetes dapat mengawali dengan mengayunkan langkah selama beberapa menit, dan tingkatkan intensitas jika tubuh mulai segar kembali.
Baca juga: Benarkah Gejala Diabetes Dapat Diketahui dari Kondisi Mulut? Ini Kata Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.