Kemudian, daerah konvergensi juga terpantau di Brunei Darussalam hingga Seat Makassar, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tenggara, dari Laut Sulawesi hingga Laut Maluku, dari Laut Filipina hingga Laut Sulawesi, dari laut Banda hingga Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua.
Sedangkan, daerah konfluensi terpantau berada di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa hingga Bali.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah atau sirkulasi siklonik dan di sepanjang low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut," kata dia.
BMKG juga menyebut intrusi udara kering/dry intrusion dari belahan bumi utara (BBU) melintasi Samudra Pasifik timur Filipina, Filipina, dan Laut Sulu.
Kondisi ini memicu pengangkatan uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Laut Sulawesi dan Sulawesi bagian utara.
Peningkatan kecepatan angin permukaan mencapai lebih dari 25 knot terpantau di Filipina, dari Laut Banda hingga Papua bagian selatan, dan Samudra Pasifik utara Papua Nugini, yang dapat meningkatkan potensi gelombang tinggi di sekitar wilayah perairan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.