Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tico, Anjing Mati yang Hidup Lagi Lewat Kloning dan Picu Kontroversi

Kompas.com - 17/01/2024, 11:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Oosit merupakan sel telur belum matang yang nantinya berkembang sampai matang di lapisan luar ovarium.

Kemudian, sel-sel itu disuntikkan ke "induk anjing pengganti” atau surrogate mother yang membawa telur tersebut hingga cukup bulan.

Pakar hak-hak hewan telah menyatakan keprihatinannya mengenai implikasi bioetika ini.

"Beberapa anjing lain harus dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan satu pemilik hewan peliharaan," kata Shin Joo-woon, aktivis hak-hak binatang di Korea Animal Rights Advocates.

Di sisi lain, kurangnya transparansi di laboratorium kloning hewan peliharaan juga menjadi sorotan.

Dalam hal ini proses kloning dan jumlah laboratorium yang melakukan prosedur kloning juga menambah kontroversi.

"Undang-undang yang mengatur kloning hewan peliharaan dan menambahkan transparansi dalam proses kloning diperlukan untuk menjalankan prosedur dengan aman," kata Shin.

Baca juga: Kata Media Asing soal Polisi Hentikan Truk Angkut 226 Anjing di Tol Kalikangkung Semarang

Ketidakjelasan dalam hukum

Saat ini, UU Perlindungan Hewan tidak memuat klausul yang melarang atau melegalkan kloning hewan.

Meskipun ada undang-undang yang membatasi pengujian pada hewan, kloning untuk alasan pribadi atau komersial berada di luar cakupan peraturan sehingga menempatkan laboratorium yang melakukan kloning pada titik buta hukum.

Para aktivis hak-hak hewan berpendapat, peraturan yang berlaku saat ini juga mempersulit identifikasi laboratorium mana yang melakukan kloning.

“Meskipun undang-undang yang secara khusus menyebutkan kata 'kloning' harus ditambahkan dalam Undang-Undang Perlindungan Hewan, undang-undang terpisah yang melindungi hewan yang sedang diuji untuk alasan komersial juga diperlukan,” kata Han Joo-hyun, seorang pengacara yang melakukan advokasi untuk kloning.

Sementara itu, UU Hewan Laboratorium hanya mendefinisikan pengujian hewan sebagai "pengujian yang dilakukan pada hewan laboratorium untuk tujuan ilmiah, seperti pendidikan, pengujian, penelitian, dan produksi obat-obatan biologis".

Baca juga: Alasan Anjing Takut Suara Petir dan Cara Mengatasinya

Kloning anjing pertama di dunia

Sebelumnya, pada 2005 silam, Profesor Hwang Woo-suk dari Universitas Nasional Seoul bersama tim penelitinya berhasil mengkloning seekor anjing afghan bernama Snuppy.

Saat itu, Hwang dan timnya menerima Guinness World Record karena menciptakan anjing kloning pertama di dunia.

Namun, karir Hwang sebagai profesor berakhir setelah dituduh melakukan penggelapan dan pelanggaran hukum bioetika.

Akan tetapi, hasil kloningnya membantu membuka jalan bagi kegiatan komersial, mulai dari mengkloning anjing pemandu hingga mengkloning ternak seperti sapi perah.

Metode kloning kemudian diperkenalkan sebagai salah satu cara untuk mengatasi sindrom kehilangan hewan peliharaan, seiring dengan bermunculannya laboratorium yang menawarkan layanan kloning untuk anjing, kucing, dan kuda secara global.

Pada 2017, mendiang ketua Samsung Group Lee Kun-hee telah mengkloning anjing pomeraniannya, Benji, sebanyak dua kali, yakni sebagai anak anjing kembar pada 2010 dan sebagai anak anjing tunggal pada 2017.

Pada tahun 2018, penyanyi dan aktris Amerika Barbra Streisand memicu kontroversi ketika ia mengumumkan telah mengkloning anjingnya Samantha menjadi dua anak anjing baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com