Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kelompok Orang yang Harus Menghindari Konsumsi Cuka Apel

Kompas.com - 16/01/2024, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuka apel atau apple cider vinegar merupakan bahan daput yang umumnya digunakan untuk campuran salad, acar, atau marinasi. Cuka apel juga dapat diminum setelah diencerkan dengan air.

Dikutip dari WebMD (7/7/2023), cuka apel dapat membantu penurunan berat badan berkat kandungan asam asetat di dalamnya. Konsumsi satu atau dua sendok makan cuka sari apel juga dapat menurunkan gula darah.

Selain itu, cuka apel dapat membantu mengatasi tekanan darah tinggi, obat sakit maag dan refluks asam, meringankan eksim kulit, mencegah bakteri, dan melindungi kesehatan rambut.

Meski begitu, cuka apel dapat membahayakan bagi kelompok orang dengan kondisi tertentu. Lalu, siapa aja yang perlu menghindari konsumsi cuka apel?

Baca juga: Cuka Apel Ternyata Bisa Menurunkan Berat Badan, Simak Penjelasannya


Orang yang perlu hindari konsumsi cuka apel

Berikut sejumlah kelompok orang yang dianjurkan menghindari konsumsi cuka apel agar tidak mengalami kondisi yang negatif. 

1. Pemilik gigi sensitif

Minum cuka apel secara langsung dan bukan dalam bentuk makanan dapat merusak lapisan email atau enamel yang ada di bagian terluar gigi. Oleh karena itu, orang dengan gigi sensitif perlu menghindarinya.

Kandungan asam dalam cuka apel dapat melemahkan lapisan terluar gigi. Jika dibiarkan, akan menyebabkan mineral gigi hilang dan mengakibatkan kerusakan gigi.

2. Pencernaan sensitif

Konsumsi cuka apel juga dapat mengganggu orang yang punya gangguan pencernaan atau pencernaannya sensitif. Cuka apel menyebabkan mual atau muntah jika diminum saat perut kosong.

Dikutip dari Healthline (12/1/2024), cuka apel juga dapat menurunkan napsu makan dan diare dalam jangka panjang.

Orang yang menderita kolitis ulserativa atau peradangan pada saluran pencernaan, serta mudah sakit perut mungkin perlu menghindari cuka apel.

3. Pengguna obat tertentu

Ilustrasi cuka apel sebagai deodoran alamiUnsplash Ilustrasi cuka apel sebagai deodoran alami

Cuka apel dapat memengaruhi efek beberapa obat.

Oleh karena itu, pengguna obat perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi cuka apel.

Obat-obat yang terganggu akibat cuka apel antara lain obat kencing manis, obat perangsang insulin, digoksin untuk menurunkan kadar kalium darah, serta obat diuretik tertentu. 

Sebaiknya hindari konsumsi cuka apel dalam jumlah banyak agar obat yang dikonsumsi tetap ampuh mengatasi masalah kesehatan.

Baca juga: 7 Kelompok Orang yang Perlu Hindari Konsumsi Kayu Manis

4. Hipokalemia

Penderita hipokalemia atau kadar kalium yang rendah sebaiknya mengurangi atau menghindari konsumsi cuka apel agar kondisinya tidak memburuk.

Kadar cuka apel yang terlalu banyak dapat semakin menurunkan kadar kalium. Jika dibiarkan, tulang akan mengeropos dan menyebabkan osteoporosis.

Konsumsi cuka sari apel dalam dosis tinggi setiap hari menyebabkan mineral di tulang larut karena tidak bisa menahan keasaman. Kondisi tersebut juga dapat mengurangi pembentukan tulang baru.

5. Penderita gangguan ginjal

Hindari penggunaan cuka apel secara berlebihan jika menderita penyakit ginjal. Ini karena ginjal mungkin tidak mampu menangani kadar asam yang tinggi dalam tubuh.

Cuka apel juga dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada penderita penyakit ginjal kronis seperti gagal ginjal.

Karena itu, penderita masalah ginjal harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi cuka apel.

6. Gastroparesis

Cuka apel diyakini dapat mengurangi kecepatan makanan dari lambung masuk ke saluran pencernaan. Efek ini dapat memperburuk gejala gastroparesis yang umum dialami penderita diabetes.

Gastroparesis adalah gangguan otot lambung yang menyebabkan gerakan untuk mendorong makanan ke usus menjadi lebih lambat. Ini bisa memperlambat penyerapan nutrisi makanan.

Konsumsi cuka apel dapat memperburuk gejala gastroparesis dan mempersulit pengelolaan gula darah bagi penderita diabetes tipe 1.

Baca juga: 10 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Minum Teh Bunga Telang

Manfaat mandi dengan cuka apelReal simple Manfaat mandi dengan cuka apel

7. Kulit sensitif

Cuka apel memiliki sifat yang sangat asam. Karena itu, cuka sari apel dapat menyebabkan luka bakar jika dioleskan ke kulit.

Orang yang memiliki kulit sensitif sebaiknya tidak mencoba mengoleskan cuka apel ke kulitnya secara langsung.

Orang yang kulitnya cukup kuat mungkin dapat menggunakannya untuk masker wajah. Namun, cuka apel harus dilarutkan dengan air sebelum dipakai.

8. Penderita asam lambung

Diberitakan Women's Health Magazine (8/11/2023), orang yang menderita refluks asam atau asam lambung harus berhati-hati dengan makanan yang terlalu asam termasuk cuka apel.

Konsumsi cuka apel yang asam akan berdampak negatif terhadap kondisi asam lambung yang mereka derita. Rasa asam tadi akan mengganggu asam lambung.

Semakin banyak asam lambung yang terganggu dapat memperparah atau meningkatkan sensasi terbakar bagi orang yang mengalami sakit maag atau refluks.

9. Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak

Efek cuka sari apel kepada ibu hamil atau menyusui belum diketahui pasti. Meski begitu, orang yang sedang hamil atau menyusui sebaiknya berhati-hati dan menghindari penggunaan cuka apel.

Cuka apel juga diyakini aman untuk anak-anak. Namun, orang tua perlu hati-hati dan hanya memberikan dosis yang cukup. Jauhkan cuka apel dari jangkauan anak kecil untuk mencegah konsumsi berlebihan yang tidak disengaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com