KOMPAS.com - Gempa yang menghantam Jepang pada Senin (1/1/2024) memicu tsunami setinggi 1,2 meter di Prefektur Ishikawa.
Diberitakan Kompas.com, Selasa (2/1/2024), gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 melanda Prefektur Ishikawa sekitar pukul 16.21 waktu setempat.
Akibat gempa, Badan Meteorologi Jepang mengumumkan gelombang tsunami setinggi 1,2 meter melanda Kota Wajima, Prefektur Ishikawa pada pukul 16:21 waktu setempat.
Kota Toyama, Prefektur Toyama juga dilanda tsunami setinggi 80 sentimeter pada pukul 16.35.
Sementara Kota Kashiwazaki, Prefektur Niigata juga terkena tsunami setinggi 40 sentimeter pada pukul 16:36.
Gempa Jepang yang memicu tsunami tidak hanya terjadi kali ini saja. Pada Maret 2011, gempa magnitudo 9,0 di lepas pantai timur laut Jepang bahkan memicu tsunami yang menewaskan sekitar 18.500 orang.
Lalu, mengapa gempa di Jepang kerap memicu tsunami?
Baca juga: Gempa Jepang M 7,6 Picu Peringatan Tsunami Setinggi 5 Meter, Warga Diminta Evakuasi
Pakar gempa sekaligus Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menjelaskan alasan gempa di Jepang sering memicu tsunami.
Menurutnya, gempa sering memicu tsunami jika terjadi di pantai timur Jepang. Namun kondisi ini berbeda dari gempa yang terjadi pada Senin kemarin.
"Gempa kemarin cukup unik karena ada di pantai barat (Jepang). Biasanya gempa yang besar di sisi timur," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (2/1/2024).
Irwan menyebut, gempa kemarin menimbulkan tsunami di Jepang karena kekuatannya besar, mencapai magnitudo 7,5.
Selain itu, gempa menyebabkan adanya sesar lempeng Bumi yang naik serta getaran gempa terjadi secara datar.
Menurut dia, Jepang mempunyai banyak titik pusat gempa di dasar laut. Gempa dengan titik pusat di laut yang punya kekuatan besar akan memicu aliran gelombang besar menuju daratan.
Baca juga: Update Gempa Jepang: Ahli Ungkap Dugaan Penyebabnya, 6 Orang Dilaporkan Tewas
Kenyataannya, hanya terjadi tsunami di ketinggian 1,2 meter atau bahkan kurang dari itu di berbagai wilayah Jepang.