KOMPAS.com - Tidur adalah bentuk istirahat terbaik bagi tubuh untuk mengembalikan tenaga dan energi setelah beraktivitas.
Karena itu, kurang tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan dikaitkan dengan sejumlah penyakit kronis, menurut Hopkins Medicine.
Di sisi lain, terlalu banyak tidur juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Ahli saraf dan spesialis tidur di Johns Hopkins Medicine, Charlene Gamaldo mengatakan, kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda.
Akan tetapi, secara umum para ahli merekomendasikan agar orang dewasa sehat rata-rata tidur selama 7-9 jam per malam.
Jika Anda secara teratur membutuhkan lebih dari 8 atau 9 jam tidur per malam untuk merasa istirahat, itu mungkin merupakan tanda masalah tidur atau medis.
Lantas, apa saja masalah kesehatan yang dapat muncul akibat terlalu lama tidur?
Baca juga: Benarkah Menghayal Sebelum Tidur Baik untuk Kesehatan?
Bagi penderita hipersomnia, tidur berlebihan sebenarnya merupakan suatu kelainan medis.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami rasa kantuk yang ekstrem sepanjang hari, yang biasanya tidak dapat diatasi dengan tidur siang.
Hipersomnia juga menyebabkan mereka tidur dalam jangka waktu yang sangat lama di malam hari.
Banyak penderita hipersomnia mengalami gejala kecemasan, energi rendah, dan masalah ingatan akibat kebutuhan tidur mereka yang hampir terus-menerus.
Selain hipersomnia, penyebab orang tidur terlalu lama yakni disebabkab oleh apnea tidur obstruktif, suatu kelainan yang menyebabkan orang berhenti bernapas sesaat saat tidur.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan tidur dan mengganggu siklus tidur normal.
Namun, tidak semua orang yang tidur berlebihan mengalami gangguan tidur. Kemungkinan penyebab lain dari tidur berlebihan adalah penggunaan zat-zat tertentu, seperti alkohol dan beberapa obat resep.
Kondisi medis lainnya, termasuk depresi, dapat menyebabkan orang tidur berlebihan.
Baca juga: Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati, Mana yang Lebih Sehat?
Dilansir dari WebMD, penelitian menunjukkan bahwa tidur terlalu lama atau kurang setiap malam dapat meningkatkan risiko diabetes.
Menurut penelitian, orang yang tidurnya lebih dari 9 jam dapat berisiko dua kali lebih besar terkena diabetes tipe 2 atau toleransi glukosanya terganggu dibandingkan dengan orang yang tidurnya 7-8 jam.
Masalah kesehatan lain yang timbul akibat terlalu banyak atau sedikit tidur juga bisa membuat berat badan bertambah.
Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang tidur selama 9 atau 10 jam setiap malam memiliki kemungkinan 21 persen lebih besar untuk mengalami obesitas selama periode enam tahun, dibandingkan orang yang tidur antara tujuh dan delapan jam.
Hubungan antara tidur dan obesitas tetap sama, meskipun asupan makanan dan olahraga diperhitungkan.
Baca juga: SD di Sidoarjo Terapkan Jam Tidur Siang di Kelas, Apa Kata Dokter?
Bagi sebagian orang yang rentan sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya di akhir pekan atau liburan bisa menyebabkan sakit kepala.
Para peneliti percaya, kondisi ini disebabkan lantaran efek tidur berlebihan terhadap neurotransmitter tertentu di otak, termasuk serotonin.
Orang yang terlalu banyak tidur di siang hari dan mengganggu tidur malamnya juga mungkin akan menderita sakit kepala di pagi hari.
Meskipun insomnia lebih sering dikaitkan dengan depresi dibandingkan tidur berlebihan, sekitar 15 persen penderita depresi tidur terlalu banyak.
Hal ini pada gilirannya dapat memperburuk depresi mereka. Karenanya, kebiasaan tidur teratur penting untuk proses pemulihan.
Baca juga: 4 Alasan Mengapa Tak Dianjurkan Minum Kopi Setelah Bangun Tidur
Sebuah studi yang melibatkan hampir 72.000 wanita menunjukkan bahwa wanita yang tidur 9-11 jam per malam memiliki kemungkinan 38 persen lebih besar terkena penyakit jantung koroner, dibandingkan wanita yang tidur delapan jam.
Kendati demikian, para peneliti belum mengidentifikasi alasan terkait hubungan antara tidur berlebihan dan penyakit jantung.
Berbagai penelitian menemukan, orang yang tidur sembilan jam atau lebih setiap malam memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi, dibandingkan orang yang tidur 7-8 jam semalam.
Akan tetapi, belum ada alasan khusus terkait hubungan ini.
Peneliti menemukan, depresi dan status sosial ekonomi rendah juga berhubungan dengan tidur yang lebih lama.
Mereka berspekulasi bahwa faktor-faktor ini mungkin terkait dengan peningkatan angka kematian pada orang yang tidur terlalu banyak.
Baca juga: Bangun Tidur Siang Justru Terasa Pusing atau “Badmood”, Ini Penjelasan Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.