Sang suami, Cheng meninggal pada tahun 1807, dan Ching Shih kemudian mengambil alih kendali penuh atas konfederasi bajak laut.
Dikutip dari laman Live Science, Ching Shih mendapatkan kendali atas para perompak melalui aliansi yang cermat dan kode hukum yang ketat.
Peraturan tersebut sangat ketat. Siapa pun yang ketahuan memberikan perintah sendiri atau tidak mematuhi perintah atasannya akan segera dipenggal.
Pada puncak kekuasaannya, Ching Shih, yang juga disebut "Ratu Bajak Laut", mengendalikan armada 1.200 kapal yang diawaki oleh sekitar 70.000 bajak laut.
Baca juga: 5 Bajak Laut Wanita yang Pernah Tercatat dalam Sejarah
Ching Shih menjadi musuh publik nomor satu pemerintah China, dan pada 1810, angkatan laut Inggris dan Portugis diminta untuk menyeretnya ke pengadilan.
Demi menghindari pertarungan, Ching Shih membubarkan konfederasinya dan merundingkan kesepakatan penyerahan diri dengan pemerintah China.
Ratu bajak laut itu setuju untuk menyerahkan armadanya dengan syarat hak untuk menyimpan kekayaannya.
Anggota bajak lautnya tidak hanya diampuni atas kejahatan mereka, tetapi beberapa juga diizinkan untuk mempertahankan kapal mereka dan bergabung dengan angkatan laut China.
Ching shih kemudian pensiun sebagai salah satu bajak laut paling sukses dalam sejarah dan menjalankan rumah judi sampai kematiannya pada 1844 di usia 69 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.