Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Efek Samping Makan Pisang Terlalu Matang, Apa Saja?

Kompas.com - 17/12/2023, 06:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pisang terlalu matang cenderung tidak menggugah selera karena teksturnya lebih lembek dengan kulit berwarna kecoklatan.

Padahal, pisang terlalu matang masih termasuk bahan serba guna yang dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan, seperti roti, bolu, hingga nugget.

Tak kalah dari fungsinya dalam dunia kuliner, pisang kecoklatan dilengkapi dengan kandungan yang berkhasiat bagi kesehatan.

Dilansir dari laman India Today, pisang kematangan kaya akan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel dan penyakit kronis, seperti kanker.

Sama seperti pisang pada umumnya, bahan pangan ini dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengatur tekanan darah, dan memperbaiki suasana hati seseorang.

Berkat kandungan lektin, makan buah ini setiap hari juga berpotensi mengurangi risiko kanker darah atau leukimia, seperti menurut Medical News Today.

Selain itu, pisang kaya akan kalium, mineral yang membantu mempertahankan kadar cairan serta mengatur pergerakan nutrisi maupun produk limbah keluar dan masuk sel tubuh.

Kalium juga membantu otot untuk berkontraksi dan sel saraf untuk merespons, sehingga organ jantung berdetak secara teratur.

Meski bermanfaat, makan pisang terlalu matang juga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan.

Lantas, apa saja efek samping makan pisang terlalu matang?

Baca juga: 6 Efek Samping Pisang jika Dikonsumsi Terlalu Banyak, Apa Saja?


Efek samping makan pisang terlalu matang

Terlepas dari manfaatnya, makan pisang kematangan, terutama jika terlalu banyak, dapat memicu beberapa masalah kesehatan.

Dilansir dari laman Eat This, efek samping pisang dapat dikategorikan tergantung seberapa lama proses kematangannya.

Setiap tahap kematangan buah pisang menawarkan manfaat serta kekurangan masing-masing.

Berikut efek samping pisang terlalu matang:

1. Asupan gula naik

Saat pisang matang, kandungan pati, karbohidrat kompleksnya yang bermanfaat akan terurai menjadi gula sederhana seiring dengan berjalannya waktu.

Sebagai gambaran, satu buah pisang kuning mengandung 6,35 gram pati. Sedangkan, saat terlalu matang, kandungan pati turun menjadi hanya 0,45 gram.

Proses ini membuat tekstur pisang menjadi lebih lembek dengan rasa yang jauh lebih manis daripada tingkat kematangan sebelumnya.

Di sisi lain, pisang berukuran sedang yang terlalu matang mengandung 17,4 gram gula total. Sementara pisang kuning dengan ukuran yang sama hanya mengandung 14,4 gram gula.

Artinya, hanya dengan mendiamkan pisang lebih lama, terjadi peningkatan 3 gram gula yang sebagian besar berasal dari gula sederhana yakni fruktosa dan glukosa.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan asupan gula dalam tubuh, terutama jika terlalu banyak mengonsumsinya.

Baca juga: 5 Efek Samping Konsumsi Nangka, Waspadai Potensi Kantuk Berlebih

2. Kadar gula darah naik

Ilustrasi gula darah. Kadar gula darah akan cenderung naik jika penderita diabetes memilih untuk mengonsumsi pisang terlalu matang atau berwarna coklat.Shutterstock/Proxima Studio Ilustrasi gula darah. Kadar gula darah akan cenderung naik jika penderita diabetes memilih untuk mengonsumsi pisang terlalu matang atau berwarna coklat.

Sebuah studi dalam jurnal Diabetic Medicine menemukan, penderita diabetes memiliki respons glikemik yang lebih rendah terhadap pisang kurang matang daripada pisang kematangan.

Dengan demikian, kadar glukosa darah mereka tidak akan melonjak terlalu tinggi jika mengonsumsi pisang kurang matang.

Sebaliknya, kadar gula darah akan cenderung naik jika penderita diabetes memilih untuk mengonsumsi pisang berwarna coklat.

Hal tersebut dikarenakan pisang terlalu matang lebih banyak mengandung gula sederhana daripada pisang kuning.

Jika khawatir dengan konsumsi gula atau kadar gula darah, sebaiknya pilih pisang kuning atau yang tidak terlalu matang.

3. Potensi memperlambat pencernaan

Pisang kematangan lebih rendah serat, hanya memiliki 1,9 gram per buah atau sekitar 7 persen dari asupan yang direkomendasikan setiap hari.

Dibandingkan pisang kuning, kandungan seratnya tercatat sebanyak 3,1 gram atau sekitar 11 persen dari asupan yang direkomendasikan.

Penurunan asupan serat turut memperlambat proses yang tengah berjalan dalam saluran pencernaan.

Namun, dilansir dari Healthline, banyak orang mengatakan bahwa pisang terlalu matang lebih mudah untuk dicerna dibandingkan pisang kuning.

Sayangnya, bagi penderita sindrom iritasi usus besar atau masalah pencernaan lain, mungkin akan mengalami hal sebaliknya.

Baca juga: 7 Manfaat dan Efek Samping Minum Rebusan Kulit Manggis, Termasuk Potensi untuk Kanker

4. Gizi turun

Ilustrasi efek samping pisang terlalu matang.Shutterstock/arimathea Ilustrasi efek samping pisang terlalu matang.

Bukan hanya serat, beberapa kadar mikronutrien pada pisang terlalu matang juga terpantau mengalami penurunan.

Misalnya, kadar sejumlah vitamin dalam buah ini, seperti vitamin A, vitamin B6, serta vitamin K.

Kendati demikian, tingkat penurunan gizi ini tidak terlalu signifikan, sehingga relatif tidak berdampak pada tubuh.

5. Potensi berjamur

Dikutip dari Eating Well, pisang yang berubah warna menjadi coklat karena terlalu matang kemungkinan besar tidak akan membuat seseorang sakit.

Namun, waspadai potensi jamur yang menandakan buah ini mulai membusuk dan tidak aman lagi untuk dikonsumsi.

Selain berjamur, pisang yang terlampau matang juga akan mengeluarkan cairan serta bau tidak sedap.

Jika pisang benar-benar coklat tanpa ada warna kuning, lunak, licin, dan terdapat tanda-tanda jamur, segera buang untuk mencegah masalah pencernaan dan gangguan kesehatan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com