KOMPAS.com - Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat meletus sejak Minggu (3/12/2023).
Saat terjadi letusan, puluhan pendaki terjebak di atas gunung Marapi. Beberapa di antara mereka dilaporkan meninggal dunia.
Hingga kini, proses evakuasi para pendaki masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Berikut perkembangan terbaru terkait letusan gunung Marapi:
Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi gunung Marapi bertambah menjadi 15 orang hingga Selasa (5/12) pukul 22.28 WIB.
"Sepuluh di antaranya sudah dapat teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Sementara 5 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi di RSUD dr Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi," kata Muhari dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (6/12/2023) pagi.
Sementara itu, jumlah pendaki yang masih belum bisa dievakuasi hingga kini sebanyak 8 orang.
Sebagai informasi, sebanyak 75 pendaki berada di atas gunung Marapi saat letusan terjadi pada Minggu.
Baca juga: Adakah Kaitan Erupsi Gunung Marapi, Anak Krakatau, dan Ili Lewotolok?
Di antara para korban letusan gunung Marapi adalah dua angggota Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar).
“Dari 75 pendaki ini, dua di antaranya anggota kami yang berdinas di Direktorat Sabhara,” kata Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono dikutip dari Kompas.com, Rabu (6/12/2023).
Menurutnya, kedua anggota polisi itu bernama Bripda Rexy Wendesta dan Bripda Muhammad Iqbal. Saat kejadian, keduanya sedang tidak berdinas.
Akibat letusan ini, Bripda Rexy berhasil selamat, sementara Bripda Iqbal diduga menjadi bagian dari korban tewas.
"Kami turut prihatin. Kami menduga (Iqbal) masuk dari yang meninggal dunia. Nanti perkembangan DVI," jelas dia.
Baca juga: Letusan Gunung Marapi Disebut Bisa Picu Aktivitas Gunung Fuji di Jepang, Ini Kata PVMBG
Polda Sumbar juga telah mendirikan dapur umum untuk para korban dan relawan.
"Polda Sumbar mengambil inisiatif mendirikan dapur umum yang bisa digunakan siapa saja di daerah erupsi Gunung Marapi," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/12/2023).
Menurut Dwi, dapur ini menyediakan makanan untuk mereka yang membutuhkan bantuan, terutama warga terdampak.
"Dapur umum ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang signifikan kepada warga yang terisolasi atau kehilangan akses ke sumber daya pokok akibat erupsi Gunung Marapi," ujarnya.
Baca juga: Kata Media Asing soal Letusan Gunung Marapi: Waspada Tsunami di Jepang dan Bahaya Pendakian
Hingga kini, Gunung Marapi mengalami erupsi sebanyak 46 kali dan menghasilkan 66 kali hembusan.
"Selama dua hari total 46 erupsi dan 66 kali embusan yang terjadi dengan erupsi eksplosif pertama kali pada tanggal 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak atau 5.891 meter di atas permukaan laut," kata Kepala Petugas Pos Gunung Api (PGA) Marapi Ahmad Rifandi dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/12/2023).
Dari jumlah itu, sebanyak 36 letusan dan 16 embusan terjadi pada Minggu (3/12/2023), sedangkan sisanya terjadi pada Senin (4/12/2023).
Baca juga: Ada 75 Pendaki Saat Gunung Marapi Meletus, Apakah Tidak Ada Larangan Pendakian?
Sementara itu, banjir lahar dingin gunung Marapi dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Tanah Datar, Sumatera Barat pada Selasa (5/12/2023) malam.
Salah satu wilayah yang mengalami banjir lahar dingin adalah pemandian air panas di kawasan Masjid Ishlah, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan.
Di Nagari Batubasa, Kecamatan Pariangan, banjir bandang juga menghantam masjid dan rumah warga di Jorong Sialahan.
Banjir lahar dingin ini juga melanda kawasan Koto Baranjak, Nagari Baringin, Kecamatan Limo Kaum dan melumpuhkan akses jembatan yang dilalui mobil bertonase besar.
Sumber: Kompas.com/ (Perdana Putra | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)
Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.