Campuran tersebut kemudian dikukus secara tradisional di dalam tabung bambu, sementara bagian tengah kue diisi dengan gula aren. Setelah dikukus, kue ini biasanya ditaburi parutan kelapa.
Jenis makanan ringan berwarna hijau yang serupa seperti kue putu juga ditemukan di Malaysia dan Filipina.
Beberapa orang percaya, kue putu terinspirasi dari puttu, makanan ringan serupa yang berasal dari India.
Baca juga: 10 Masakan Ayam Goreng Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas, Ada Ayam Penyet
Berasal dari Nagasaki, Jepang, Kasutera adalah kue bolu tradisional yang terbuat dari gula, tepung, telur, dan sirup tepung.
Kue ini hanya menggunakan busa telur, tanpa tambahan mentega atau minyak, dan memiliki tekstur yang lembut, lembap, dan kenyal.
Kasutera juga dikenal sebagai castella, dan dibawa ke Jepang pada abad ke-16 oleh pedagang Portugis.
Diyakini, namanya berasal dari pao de Castela, yang berarti roti dari Castille.
Saat ini, kasutera Nagasaki dapat ditemukan dalam berbagai variasi, seperti cokelat, teh matcha hijau, gula merah, atau madu.
Meski berasal dari Filipina, penamaan sans rival berasal dari bahasa Perancis yang artinya “tanpa saingan”.
Kue ini merupakan hidangan penutup klasik Filipina dan favorit sepanjang masa yang benar-benar sesuai dengan namanya.
Sans rival dibuat dengan lapisan dacquoise, meringue kacang panggang yang renyah diapit dengan apa yang disebut pâte à bombe, sejenis krim mentega Perancis yang sangat halus, lembut, dan kaya rasa.
Namun, tidak seperti versi asli Perancis yang secara tradisional dibuat dengan meringue almond atau hazelnut, versi Filipina menggunakan kacang mede panggang.
Sans rival konon diciptakan antara tahun 1920-1930, ketika banyak orang Filipina pergi ke Eropa untuk belajar.
Sekembalinya ke Filipina, mereka mulai menggunakan beberapa teknik memasak dan membuat kue yang mereka pelajari saat belajar di luar negeri.
Tak hanya Indonesia, kue lapis atau kuih lapis juga menjadi makanan penutup tradisional yang juga populer di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Suriname.