Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Menerima Sinyal Laser dari Pesawat Luar Angkasa Sejauh 16 Juta Km

Kompas.com - 27/11/2023, 06:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkap sinyal dari pesawat luar angkasa yang berjarak 10 juta mil atau sekitar 16 juta kilometer dari Bumi pada Selasa (14/11/2023).

Sinyal itu berupa laser dari pesawat luar angkasa Psyche yang baru saja diluncurkan NASA dan saat ini berada pada jarak lebih dari 40 kali jarak rata-rata Bumi ke permukaan Bulan.

Ahli teknologi proyek sistem di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California Selatan, Abi Biswas mengatakan, peristiwa ini menjadi uji coba pertama kali di mana sistem Deep Space Optical Communications (DSOC) milik NASA berhasil mengirim data melalui laser dengan jarak terjauh.

"Sistem di darat berhasil mendeteksi foton laser ruang angkasa dari DSOC. Dan kami juga dapat mengirimkan beberapa data, yang berarti kami dapat bertukar 'bit cahaya' dari dan ke luar angkasa," kata dia, dilansir dari Space.com.

Badan Antariksa NASA mengatakan, peristiwa tersebut mampu mengubah komunikasi pesawat ruang angkasa yang selama ini menggunakan sinyal radio.

Sistem DSOC adalah upaya untuk menggunakan komunikasi optik melalui laser sehingga mampu meningkatkan kecepatan data hingga 100 kali lipat.

Misi Psyche milik NASA

Pada Oktober 2023, pesawat luar angkasa Psyche milik NASA meninggalkan Bulan untuk mempelajari asteroid terjauh.

Pesawat ruang angkasa itu membawa transceiver laser yang dapat mengirim dan menerima sinyal laser dalam spektroskopi near-infrared.

Pada 14 November 2023, peralatan tersebut telah terkunci pada suar laser Nasa di California.

Dikutip dari Independent, NASA mengatakan bahwa terobosan "cahaya pertama" adalah salah satu bagian dari sejumlah eksperimen yang mereka lakukan untuk membuktikan bahwa teknologi laser dapat bekerja.

Meskipun DSOC tidak akan benar-benar mengirim data ilmiah yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Psyche karena ini adalah eksperimen, laser akan digunakan untuk mengirim bit data uji yang dikodekan dalam foton laser atau partikel cahaya kuantum.

Lantas, apa yang terjadi selanjutnya setelah sinyal laser berhasil ditangkap NASA dalam jarak 10 juta mil?

Baca juga: NASA Akan Bangun Rumah di Bulan pada 2040, Terbuat dari Bahan Apa?

Menandai misi selanjutnya

Direktur demonstrasi teknologi untuk Direktorat Misi Teknologi Antariksa di Markas Besar Nasa di Washington Trudy Kortes mengatakan, ditangkapnya sinyal laser dari pesawat luar angkasa Psyche mampu menandai kesuksesan misi selanjutnya untuk mengirim manusia ke Mars.

"Ini menjadi tonggak penting DSOC yang dalam beberapa bulan mendatang mampu membuka jalan menuju komunikasi berkecepatan data lebih tinggi yang mampu mengirimkan informasi ilmiah, citra definisi tinggi, dan streaming video untuk mendukung lompatan besar umat manusia berikutnya yaitu mengirim manusia ke Mars," kata Kortes, masih dari sumber yang sama.

Di sisi lain, Direktur Divisi Teknologi Komunikasi dan Navigasi Canggih dalam program Komunikasi dan Navigasi Luar Angkasa NASA Dr Jason Mitchell menyampaikan, ditangkapnya sinyal laser dari Psyche juga menandai terbukanya misi luar angkasa berikutnya.

"Ini memungkinkan eksplorasi manusia di luar angkasa. Lebih banyak data berarti lebih banyak penemuan." ujar dia, dilansir dari CBS News.

Saat ini tim tengah bekerja untuk menyempurnakan sistem yang memastikan wahana antariksa mengarahkan laser ke arah yang benar.

Ketika hal itu terjadi, NASA akan mencoba sebuah eksperimen untuk menunjukkan bahwa pesawat luar angkasa ini dapat mempertahankan transfer data bandwidth tinggi pada jarak yang berbeda dari Bumi.

Nantinya, teleskop akan memecah data menjadi bit-bit yang dikodekan dalam foton cahaya untuk dikirim oleh pesawat luar angkasa ke Bumi.

Cahaya tersebut kemudian tiba di teleskop di Bumi dan disusun kembali menjadi gambar atau data penting lainnya.

Sementara itu, pesawat antariksa Psyche terus mempersiapkan diri untuk misi utamanya yaitu menyalakan sistem pendorong dan menguji instrumen ilmiah yang dibutuhkan untuk mempelajari asteroid saat tiba di bulan Juli 2029.

Misi ini dapat menentukan apakah asteroid tersebut merupakan inti yang terpapar dari blok pembentuk planet di awal pembentukan Tata Surya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com