Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Waktu Ideal Karyawan Bisa Pindah Bekerja?

Kompas.com - 26/11/2023, 18:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat bekerja di sebuah perusahaan, setiap orang memiliki target untuk mengembangkan karier.

Beberapa orang akan memilih untuk tetap tinggal dan loyal terhadap satu perusahaan, namun beberapa lainnya ingin menjadikan perusahaan tersebut sebagai batu loncatan untuk kariernya ke depan.

Pembahasan mengenai lama bekerja di sebuah perusahaan, ramai menjadi perbincangan setelah diungkapkan oleh warganet di media sosial X (Twitter) @worksfess, Minggu (26/11/2023).

"Work! Kerja 1 tahun trs resign disangka kutu loncat. Kerja 5 tahun ga resign disangka katak dalam tempurung. Jd idealnya gmn ya utk pengembangan karier kedepannya? Kudu stay brp lama?," tulis unggahan tersebut.

Hingga Minggu (26/11/2023) sore, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 61.000 kali dan mendapatkan lebih dari 90 komentar dari warganet.

Lantas, berapa waktu ideal untuk mengembangkan karier sebelum memutuskan pindah ke perusahaan lain?

Baca juga: Benarkah Status Wiraswasta dalam KTP untuk Pria yang Tidak Punya Pekerjaan Tetap?


Saran konsultan karier

Menurut konsultan pendidikan dan karier sekaligus CEO Jurusanku.com, Ina Liem mengatakan, secara umum waktu ideal untuk pengembangan karier di suatu perusahaan minimal adalah tiga tahun.

"Minimal 3 tahun akan terlihat bagus. Tapi zaman sekarang mungkin lebih sulit, apalagi banyak perusahaan start up yang waktunya lebih cepat, mungkin 1-2 tahun," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (26/11/2023).

Ina melanjutkan, namun bila terlalu sering pindah perusahaan dalam jangka waktu singkat, itu juga bukan hal yang bagus untuk dilakukan.

"Terlalu cepat pindah juga bisa menimbulkan tanda tanya, apa mungkin sulit berkolaborasi dengan rekan kerja atau pimpinan, mungkin tidak tahan banting?" kata dia.

Kendati demikin, pada beberapa kasus, misalnya yang bersangkutan sudah sangat cepat membuktikan prestasi di tempat kerjanya, sehingga ia justru diambil oleh perusahaan lain tanpa waktu lama.

Baca juga: Mengapa Orang Miskin Hidupnya Tak Berubah meski Punya Pekerjaan?

Waktu idealnya berbeda-beda setiap individu

Ia mengungkapkan, sebenarnya tidak ada waktu ideal dan setiap orang akan memiliki waktu ideal yang berbeda-beda.

"Yang penting adalah adanya tolok ukur yang jelas kalau kita keluar dalam waktu lebih singkat dibanding harapan pada umumnya. Meskipun secara umum 2-3 tahun kira-kira," jelas Ina.

Selain itu kata Ina, pertimbangan juga bisa diambil tergantung tipe perusahaan. Ini lantaran, ada perusahaan yang menghargai loyalitas karyawannya dan ada juga yang tidak menghargai.

"Jadi yang lama bertahan masih terbuka banyak peluang di perusahaan-perusahaan seperti ini," jelasnya.

Baca juga: Kisah Zhang, Dulu Kuliah S3 di Usia 16 Tahun, Kini Tak Punya Pekerjaan dan Bergantung pada Orangtua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com