Menurut Smith, beberapa orang awalnya merasa lega karena tidak dipecat.
“Tetapi di sisi lain, mereka marah atau bingung, dan mereka merasa pekerjaan baru yang mereka dapatkan memiliki status yang lebih rendah atau gaji yang lebih rendah atau tanggung jawab yang lebih besar, atau sesuatu yang bahkan mereka tidak punya pengalaman dalam hal itu,” ungkapnya.
Smith berbicara dengan beberapa pekerja yang kebingungan dengan mengatakan bahwa apa pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan dan mengapa ini terjadi kepada mereka.
“Intinya adalah, jika seseorang menolak penugasan ulang atau akhirnya keluar setelah tidak menyukai penugasan ulang tersebut, begitu mereka keluar, perusahaan tidak perlu membayar biaya pesangon ribuan dollar. Jadi ini benar-benar menghemat biaya mereka,” tuturnya.
Baca juga: Fresh Graduate Boleh Nego Gaji Saat Pertama Melamar Kerja, Berapa Besarannya?
Dilansir dari Forbes, perusahaan yang melakukan quiet cutting menimbulkan rasa tidak percaya terhadap tenaga kerja mereka.
Pekerja yang mengamati perusahaan melakukan hal tersebut membuat mereka merasa negatif terhadap pimpinannya.
Selain itu, banyak pekerja yang kemudian merasa dikhianati oleh manajemen dan membuat munculnya keinginan untuk meninggalkan posisinya.
Baca juga: 9 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Resign
Ahli strategi kreatif Zetwerk, Madeline Weirmann mengatakan, perusahaan yang memprioritaskan komunikasi transparan dan praktik etis dalam manajemen tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting.
“Ketika pemutusan hubungan kerja diperlukan, bersikap jujur dan terus terang kepada karyawan dapat mengurangi dampak negatif terhadap moral dan reputasi perusahaan,” terang dia.
“Selain itu, berinvestasi dalam pelatihan dan tinjauan kinerja rutin dapat memberikan dukungan kepada pekerja yang kesulitan, yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi perusahaan dan karyawannya dalam jangka panjang,” sambungnya.
Baca juga: 7 Kebiasaan Orang Sukses Setelah Bekerja, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.