Lebih lanjut, Ardhasena mengatakan BMKG memprakirakan wilayah Indonesia masih mengalami musim kemarau meskipun beberapa di antaranya mulai turun hujan.
Kondisi ini terjadi karena awal musim hujan tahun 2023/2024 di Indonesia diprakirakan datang terlambat.
"Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah wilayah tersebut di bulan ini masih terpengaruh oleh kondisi El Nino moderat dan Dipole Mode Positif yang saat ini masih berlangsung," jelasnya.
El Nino moderat berarti kondisi kekeringan yang terjadi akibat penurunan curah hujan.
Sementara Dipole Mode Positif merupakan fenomena yang menyebabkan curah hujan suatu wilayah berada di bawah normal.
Selain itu, kata dia, anomali Sea Surface Temperature (SST) atau kelainan suhu permukaan laut yang lebih dingin dibandingkan rata-rata menyebabkan suplai uap air lebih sedikit.
Ini membuat uap air belum cukup menghasilkan awan hujan.
Hembusan monsun Australia atau Angin Timuran yang masih kuat di Indonesia juga masih identik dengan periode musim kemarau.
"Itulah sebabanya, meskipun sudah memasuki bulan November, hujan di wilayah Indonesia belum merata. Masih terjadi spot-spot (hujan) dan dalam durasi yang relatif singkat," jelas Ardhasena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.