Selain itu, toxic people juga mempunyai tingkat kepribadian yang tinggi dan ingin menunjukkan kehebatan diri sendiri agar mendapat pengakuan.
Perilaku seperti itu dapat dikaitkan dengan gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder.
Baca juga: Ramai soal Toxic Positivity, Saat Ucapan Semangat Justru Jadi Racun
Toxic people juga tidak menghargai batasan orang lain meski sudah berulang kali diberi tahu.
Orang yang beracun juga tidak bisa menahan diri untuk tidak menghormati orang lain.
Perilaku toxic people yang demikian berbeda dengan orang yang hubungannya sehat.
Mereka yang menerapkan healthy relationship melandaskan hubungan pada kemampuan untuk menghormati orang lain.
Baca juga: Ramai soal Toxic Positivity, Saat Ucapan Semangat Justru Jadi Racun
Orang yang toxic juga rentan melakukan penyalahgunaan obat-obatan atau zat tertentu.
Perilaku ini menjadi toksik ketika orang tersebut terus menerus menyakiti orang lain, belum lagi diri mereka sendiri.
Orang yang toxic juga bisa memanipulasi orang lain supaya keinginannya mendapatkan sesuatu tercapai.
Hal tersebut dilakukan dengan cara berbohong, memutarbalikkan kebenaran, melebih-lebihkan sesuatu, atau menutupi informasi agar orang lain mengikuti kehendak toxic people.
Orang yang toxic juga tidak ragu-ragu melukai orang lain agar mereka mau menuruti kehendaknya.
Baca juga: Merdeka dari Toxic Mindset
Orang yang penuh drama juga menjadi tanda toxic people.
Hal ini terjadi ketika orang yang toxic selalu mengobarkan emosi dan membuat konflik.
Orang dapat menjadi beracun karena mereka tidak tertarik untuk menjadi kuat dan sehat dalam suatu relasi.
Ciri yang menunjukkan seseorang adalah sosok yang beracun adalah inkonsistensi.