Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Penyakit Cacar Monyet Bisa Jadi Pandemi? Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 29/10/2023, 18:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus penyakit cacar monyet (monkeypox) di Indonesia masih terus bertambah.

Berdasarkan update data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Minggu (29/10/2023), tercatat ada sebanyak 21 kasus pasien yang terinfeksi cacar monyet.

"Iya ada penambahan kasus, saat ini tercatat ada 21 (kasus cacar monyet) dan masih berada di DKI Jakarta," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/10/2023).

Di tengah bertambanya kasus cacar monyet tersebut, memunculkan pertanyaan apakah cacar monyet bisa menjadi pandemi seperti halnya Covid-19?

Baca juga: Kemenkes Sebut Orang Kelahiran di Bawah 1980 Lebih Kebal Cacar Monyet, Mengapa?


Penjelasan epidemiolog

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan kemungkinan cacar monyet untuk menjadi pandemi masih kecil.

Dicky menyebutkan, cacar monyet memang pernah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 23 Juli 2022. Namun statusnya kini telah dicabut dan dianggap tidak berpotensi sebagai pandemi.

"Untuk diketahui beberapa waktu terakhir ini penyakit menular yang ditetapkan PHEIC bukan hanya Covid-19, tapi sebelumnya ada polio yang saat ini masih ada dan belum dicabut dan ada juga monkeypox," kata Dicky kepada Kompas.com. 

Ia mengatakan, suatu penyakit ditetapkan sebagai PHEIC karena penyakit itu memerlukan kolaborasi atau kerja sama global untuk mengatasinya.

"Selain itu, penyakit itu (yang ditetapkan sebagai PHEIC) sudah menyebar antarnegara atau wilayah dan ini bukan berarti sama dengan pandemi," kata Dicky.

"Penyakit ini (cacar monyet) bisa epidemi (wabah) dan bisa juga pandemi. Polio kan sampai sekarang belum dicabut, tapi kan itu epidemi bukan pandemi, nah ini sama halnya dengan monkeypox," imbuhnya.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Naik Jadi 3 Kasus, Waspadai Gejala dan Penularannya

Kriteria penyakit berpotensi menjadi pandemi global

Ilustrasi cacar monyet. Ahli membeberkan ciri-ciri cacar monyet terbaru sejak mewabah pada 2022. Gejala cacar monyet ini sedikit berbeda dari wabah sebelumnya. Apakah cacar monyet bisa sembuh sendiri? Simak penjelasan berikut.  Shutterstock/MIA Studio Ilustrasi cacar monyet. Ahli membeberkan ciri-ciri cacar monyet terbaru sejak mewabah pada 2022. Gejala cacar monyet ini sedikit berbeda dari wabah sebelumnya. Apakah cacar monyet bisa sembuh sendiri? Simak penjelasan berikut.

Dicky menyebutkan, untuk melihat sebuah penyakit menjadi pandemi atau bukan dapat diketahui dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Kebaruan dari penyakit tersebut

Sebuah penyakit dapat dikatakan menjadi pandemi dapat dilihat dari kebaruan dari penyakit itu sendiri.

Termasuk belum ada seseorang atau komunitas yang memiliki imunitas untuk melawan penyakit atau patogen tersebut.

"Artinya kalau patogen (bakteri, virus, jamur) itu menyebar dan belum ada orang yang memiliki kekebalannya, maka orang akan mudah terinfeksi. Ini disebabkan karena kebaruan dari penyakit tersebut. Selain itu, penyakit juga bisa efektif dalam menginfeksi dan memiliki derajat keparahan tertentu," kata Dicky. 

Dicky melanjutkan, dalam hal ini artinya, sebuah penyakit tidak harus memiliki angka kematian yang tinggi untuk menjadi sebuah pandemi, akan tetapi bagaimana patogen itu bisa membuat orang terinfeksi dan mengalami berbagai keluhan serta gejala.

"Misalnya dengan angka kematian yang katakanlah sebesar satu persen, itu juga sudah termasuk serius kalau tidak ada orang yang memiliki imunitas," imbuhnya.

Baca juga: Vaksinasi Cacar Monyet Sudah Dimulai, Apakah Akan Bersifat Wajib untuk Masyarakat?

2. Penularan melalui udara

Kedua, umumnya penyakit yang menjadi pandemi memiliki mekanisme penularan melalui udara (airborne disease).

Hal ini lantaran, dengan mekanisme penularan melalui udara, maka ini akan sulit untuk dicegah penyebarannya.

"Airborne disease paling sulit untuk dicegah penularannya dan menjadi mekanisme penularan paling cepat untuk menyebarkan virus," kata Dicky.

"Karenakan semua orang pasti butuh menghirup udara, kontak orang melalui udara dalam satu ruangan pasti akan terjadi. Berbeda bila melaui cairan tubuh, seperti monkeypox ini," tambahnya.

3. Belum ada obat atau vaksin

Kemudian, ciri lain yang bisa dikatakan suatu penyakit menjadi sebuah pandemi apabila penyakit tersebut belum memiliki vaksin maupun obatnya.

Berbeda dengan monkeypox, yang mana sudah ada vaksin yang efektif dan vaksin tersebut sama dengan variola (cacar).

Selain vaksin, penderita cacar monyet juga bisa disembuhkan dengan penggunaan obat-obatan lain.

Baca juga: Jumlah Kasus Meningkat, Apakah Cacar Monyet Menyebabkan Kematian?

4. Belum banyak informasi terkait penyakit tersebut

Kemudian, Dicky menyampaikan bahwa ciri terakhir suatu penyakit yang bisa menyebabkan pandemi umumnya bila penyakit tersebut belum diketahui secara rinci, termasuk jenis, karakteristik, gejala, dan lainnya.

"Kita masih buta atau belum terlalu mengetahui karakter dan lain sebagainya. Bahhkan adanya kecenderungan mayoritas yang bisa menyebabkan infeksi itu. Ini bisa terjadi kalau si penyakit ini dalam masa inkubasinya saja sudah bisa menularkan," ujarnya.

Menurutnya, dalam konteks tersebut, cacar monyet memang sebenarnya saat masa inkubasi sudah bisa menularkan, bahkan ketika penderita sudah ada gejala bisa langsung menularkannya.

"Tapi kalau yang pandemi, umumnya sebelum dia jelas-jelas bergejala, dia sudah menularkan. Misal lagi ada gejala hangat dan belum panas, maka itu langsung bisa menularkan, nah itu yang bisa menjadi pandemi dan serius," terangnya.

Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan bahwa yang membuat cacar monyet ini sulit terdeteksi lantaran kebanyakan penderita mengalami gejala ringan.

"Yang saya khawatirkan sebetulnya adalah dampak pada kelompok yang sangat rentan yaitu penderita HIV dan gangguan imuntas, wanita hamil dan anaknya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com