Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Julia Butterfly Hill, Tinggal di Pohon Tua Selama 2 Tahun sebagai Aksi Protes

Kompas.com - 26/10/2023, 22:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.comJulia Butterfly Hill baru berusia 23 tahun saat dia menghabiskan waktu selama dua tahun untuk tinggal di sebatang pohon tua yang masih tumbuh.

Hal ini dilakukannya sebagai langkah protes kepada praktik penebangan pohon untuk dijadikan kayu gelondongan.

Selama lebih dari 700 hari, Julia tinggal di pohon tua yang sempit, berangin, dan basah. Dia bahkan pernah berjuang melawan badai di atas pohon.

Akhirnya, Julia berhasil mencapai kesepakatan dengan perusahaan kayu untuk melestarikan pohon di daerah tersebut.

Baca juga: Kisah Anjing Tertua di Dunia Meninggal pada Usia 31 Tahun, Alami Masalah Penglihatan dan Pergerakan


Siapa Julia Butterfly Hill?

Julia Butterfly Hill adalah nama panggilan dari perempuan bernama asli Julia Lorraine Hill.

Dikutip dari Britannica (12/10/2023), Julia lahir pada 18 Februari 1974 di Mount Vernon, Missouri, Amerika Serikat.

Julia bersekolah dari rumah di Jonesboro, Arkansas semasa kecil. Dia kuliah pada umur 16 tahun dan memiliki restoran sendiri pada usia 18 tahun.

Kecelakaan mobil hampir fatal yang dialaminya pada 1996 membuat Julia mulai memikirkan tujuan hidupnya. Dia pun pergi dari rumah untuk menemukan tujuan itu.

Julia akhirnya mendapatkan pencerahan di hutan Redwood, California.

Dia lalu bergabung dengan gerakan pencinta lingkungan untuk melawan penebangan hutan yang mengancam populasi pohon kayu merah kuno yang hanya tersisa sedikit di dunia.

Baca juga: Kisah Perempuan di AS, Masih Hidup meski Telah Membeku seperti Papan karena Suhu Dingin

Tinggal di atas pohon kuno

Julia memutuskan tinggal di sebuah pohon bernama Luna di hutan Redwood. Pohon ini diketahui sudah berusia 1.000 tahun dan memiliki tinggi 54,9 meter.

Diberitakan Insider (234/2023), aksi ini berlangsung dari 10 Desember 1997 hingga 23 Desember 1999.

Julia memutuskan tinggal di pohon sebagai aksi protes terhadap perusahaan Pacific Lumber Company yang akan mengurangi jumlah pohon di hutan tersebut.

Perusahaan berniat menebang habis hutan tersebut dan menggantinya dengan menanam pohon buatan yang berbeda dengan ekosistem hutan yang sudah ada.

Awalnya, Julia tinggal dalam pohon itu bertiga bersama dua rekannya. Dia juga sempat turun karena sakit. Sayangnya, tak berapa lama, kedua rekannya meninggalkan Julia yang memutuskan tetap tinggal sendirian di atas pohon.

Aksi Julia juga sempat didukung oleh organisasi pencinta lingkungan bernama Earth First!. Namun, organisasi itu lalu menarik dukungannya.

Meski begitu, Julia tidak menyerah dan tetap bertahan di pohon. Lima temannya akan memanjat pohon dan memberinya makan secara berkala.

Selama aksinya, perusahaan lawan melakukan intimidasi dengan menerbangkan helikopter di atasnya, memotong tali dari pohon di dekatnya, dan menempatkan penjaga keamanan di bawah pohon.

Baca juga: Kisah Rika Astria, Didiagnosis Jantung Rematik di Usia 25 Tahun akibat Gigi Berlubang

Cara Julia hidup di atas pohon

Menurut Julia, pohon Luna memiliki dua platform yang bisa dia tempati. Satu berada di ketinggian 54,9 meter dan tempat lain setinggi 30,5 meter.

Dikutip dari New York Times (12/12/1999), tim beranggotakan lima orang membawakan makanan dan perbekalan untuknya seminggu sekali sekaligus mengambil kantong sampah milik Julia.

Julia memiliki kompor kemah dan air dari hujan dan kabut. Dia akan memanaskan air untuk membersihkan tubuhnya. Dia juga pergi ke "kamar mandi" di bawah pohon.

Julia mempunyai panel surya untuk mengisi baterai dan telepon nirkabel. Dia bisa menghabiskan 8-10 jam sehari untuk menelepon gereja, konferensi, organisasi atau sekolah.

Dia juga menjawab antara 100 hingga 150 surat dalam seminggu. Menurutnya, hidup selama tiga bulan pertama adalah yang tersulit.

Dalam aksinya, Julia sempat terjebak badai dengan angin berkecepatan 90 mph. Dia bahkan tidak pernah kering selama tinggal di pohon.

Saat merasa kesulitan secara emosional, mental, spiritual, dan menderita radang dingin, Julia akan memeluk Luna dan berdoa.

Bagi Julia, Luna akan menenangkannya agar dia tidak lagi takut. Dia bertekad melindungi pohon tersebut yang tidak pernah mendapatkan perlindungan.

Baca juga: Kisah Callitxe Nzamwita, Isolasi Diri Selama 55 Tahun untuk Menghindari Wanita

Kesepakatan akhirnya dibuat

Julia dan Pacific Lumber Company akhirnya membuat kesepakatan yang menyatakan pepohonan dalam radius 600 meter di sekitar Luna akan dilestarikan dan tidak ditebang.

Pohon yang terlanjur ditebang akan tetap menjadi milik perusahaan.

Beberapa hari setelah kesepakatan tercapai, Julia turun dari pohon Luna dan mengakhiri aksinya tinggal di pohon selama 738 hari.

Pada 2007, perusahaan tersebut sudah bangkrut karena tidak sanggup membayar biaya perlindungan lingkungan.

Selama tinggal di Luna, Julia mendirikan Circle of Life, organisasi yang mengajak masyarakat menjalani gaya hidup yang lebih sadar lingkungan.

Hingga kini, Julia tetap menjadi seorang aktivis lingkungan meski dia mulai berfokus pada dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com