Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Masalah LRT Jabodebek, Terbaru Roda Cepat Aus dan Banyak Kereta Masuk Bengkel

Kompas.com - 26/10/2023, 17:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - LRT Jabodebek yang melayani daerah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, kembali menuai sorotan usai beragam permasalahan teknis bermunculan.

Sejak beroperasi untuk pertama kali pada 28 Agustus 2023, LRT Jabodebek diharapkan dapat menjadi pilihan moda transportasi yang memudahkan penglaju dari dan menuju Ibu Kota atau wilayah lain.

Beroperasinya LRT pun mengakhiri penantian panjang pembangunan proyek sejak 2014 yang menghabiskan dana hingga Rp 32,6 triliun, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (29/8/2023).

Namun dalam perjalanannya, kehadiran kereta api ringan yang menghubungkan kawasan Jabodebek ini masih mengalami berbagai kendala teknis.

Berikut masalah LRT Jabodebek sejak awal peresmiannya:

Baca juga: Daftar Tarif Promo LRT Jabodebek Mulai 22 Oktober, Jarak Terjauh Hanya Rp 10.000


1. Roda LRT Jabodebek cepat aus

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (26/10/2023), kepingan roda LRT Jabodebek dilaporkan cepat mengalami aus.

Kondisi ini berimbas pada penurunan kecepatan laju LRT hingga 50 persen di beberapa titik untuk membantu mengurangi gaya gesek antara roda dan rel.

"Saat ini kami menerapkan pembatasan kecepatan di seluruh train set atau rangkaian kereta," kata Manajer Humas LRT Jabodebek Kuswardoyo di Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).

Kuswardoyo mencontohkan, kecepatan kereta yang biasanya mencapai 80 kilometer per jam dibatasi menjadi 40 kilometer per jam.

Pembatasan kecepatan pun menyebabkan LRT Jabodebek membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke tujuan.

"Dengan adanya pembatasan kecepatan, otomatis kedatangan kereta ke stasiun akan lebih lama. Katakan dari titik A ke B biasanya hanya 2 menit, karena dibatasi waktu tempuhnya bisa menjadi 4 menit," lanjutnya.

2. Banyak kereta masuk bengkel

Menurut Kuswardoyo, total terdapat 18 rangkaian kereta dengan kondisi roda sudah aus akibat gesekan dengan rel.

Akibatnya, belasan rangkaian LRT tersebut tak lagi dapat digunakan dan harus masuk bengkel untuk diperbaiki.

Banyaknya rangkaian kereta yang masuk bengkel pada akhirnya berpengaruh pada operasional LRT selama beberapa hari ke depan.

Kuswardoyo mengungkapkan, pihaknya terpaksa memangkas ratusan perjalanan karena hanya sedikit rangkaian kereta yang tersedia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com