Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Influencer AS Terkena Bakteri Pemakan Daging Setelah Suntik Vitamin Peluruh Lemak, Begini Kisahnya

Kompas.com - 25/10/2023, 20:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Setelah itu, ia pindah ke rumah rekan kerjanya karena kesulitan mengenakan pakaian, pergi ke kamar mandi, dan berpakaian.

Amma mengaku dirinya seperti "membusuk" di tempat tidur, dengan kulitnya pecah-pecah dan tubuhnya seperti "memakan dirinya sendiri".

Setelah dua minggu tinggal bersama temannya, ia lalu dilarikan ke rumah sakit ketika mulai menderita sakit parah dan rekannya takut dia akan mati.

"Saya terbangun sambil menangis pada jam 3 pagi suatu malam dan berpikir 'Saya harus pergi ke UGD'. Rasa sakitnya sangat menyiksa. Infeksinya ada di mana-mana," kata Amma.

Baca juga: Kisah Bila, Alami Batu Ginjal padahal Rutin Minum Air Putih, Ternyata Ini Kebiasaanya

Didiagnosis nekrosis

Selanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa Amma menderita nekrosis, yaitu kematian jaringan tubuh akibat infeksi.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, dokter meyakini bahwa asam deoksikolat tidak disuntikkan dengan benar. Sehingga ini menyebabkan abses mikobakterium subkutan, penyakit kulit akibat bakteri pemakan daging.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, bakteri itu dapat ditemukan di air, tanah, dan debu serta dapat mencemari peralatan medis.

Orang yang menerima suntikan tanpa didesinfeksi kulitnya akan berisiko terkena Mycobacterium abscessus, yang merupakan satu keluarga bakteri yang sama dengan bakteri penyebab tuberkulosis dan kusta.

Gejalanya berupa bisul berisi nanah, demam, menggigil, dan nyeri otot. Tes darah atau sampel yang diambil dari daerah yang terinfeksi diperlukan untuk memastikan infeksi tersebut.

Perawatan termasuk mengeluarkan nanah, menghilangkan jaringan yang terinfeksi, dan pemberian antibiotik jangka panjang.

Amma merasa cemas ketika dokter menyatakan bahwa ia tidak akan bisa mengenakan bikini karena orang-orang akan mengira dia menderita cacar monyet.

Amma mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir dalam menemukan pasangan atau bagaimana menjelaskan penyakitnya kepada anak-anaknya suatu hari nanti.

Baca juga: Kisah soal Penculik Jengkel dan Membebaskan Korbannya karena Sang Anak Terus Menyanyikan Lagu Gospel

Berangsur-angsur membaik

Pada Maret 2022, luka Amma sudah kian membaik, akan tetapi ia harus tetap mendapat antibiotik IV selama enam jam sehari.

Antibiotik IV adalah antibiotik yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui suntikan atau melalui kateter.

Dia beralih ke antibiotik oral pada September 2022, namun dia berhenti meminumnya pada Februari 2023.

Kemudian, pada Juli 2023 ketika penyakitnya muncul kembali, Amma terpaksa memulai pengobatannya lagi.

"Butuh waktu hampir satu tahun penuh untuk menyembuhkan luka saya. Saya menjalani banyak operasi untuk mencoba menghilangkan sebanyak mungkin jaringan yang terinfeksi," kata Amma.

"Saya sekarang memulai pengobatan lagi. Dampaknya sangat berat bagi tubuh. Saya berada di tahun ketiga dan ini masih belum berakhir," imbuhnya.

Amma berharap dapat menyebarkan kesadaran tentang penyakit yang dideritanya dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk bersikap positif terhadap tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com