Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bila, Alami Batu Ginjal padahal Rutin Minum Air Putih, Ternyata Ini Kebiasaanya

Kompas.com - 24/10/2023, 17:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video dari seorang warganet yang menceritakan kisahnya terkena batu ginjal, padahal mengaku sudah banyak minum air putih, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun TikTok @Bibilaaaap pada Rabu (18/10/2023).

"Mba Taylor, Aku adalah pencinta air putih sehari sanggup habisin 2 liter tapi kenapa harus kena sakit ginjal?" tulis pengunggah.

Hingga Senin (23/10/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 2,6 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.700 komentar dari warganet.

Lantas, bagaimana kisahnya?

Baca juga: Kisah Tessa Hansen-Smith yang Alergi Air: Tetes Hujan, Minuman, dan Air Mata Membuatnya Tersiksa


 

Kisah Bila yang alami batu ginjal

Saat dihubungi Kompas.com, pemilik akun @Bibilaaaap mengaku bernama Bila (26).

Perempuan asal Bandung, Jawa Barat itu mengatakan, sakit ginjal yang dimaksud adalah batu ginjal dan pembekakan ginjal, bukan gagal ginjal. 

"Video di atas bukan menyalahkan air putih, namun sangat disayangkan kebiasaan baik saya yang suka mengonsumsi air putih menjadi buruk karena kebiasaan buruk saya yang beberapa kali menahan air kencing," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Ia menceritakan, gejala awal yang dirasakan adalah sering merasa sakit saat buang air kecil, bahkan pernah berdarah. 

"Terus badan sering merah-merah kaya babak belur tiba-tiba tanpa sebab dan sudah dicek tidak ada riwayat diabetes," ungkapnya.

Selain itu, kakinya bengkak dan ia juga merasakan hilang kendali pada tangannya. Bahkan Bila mengaku sempat takut jika ia mengalami stroke.

Bila juga mengaku bahwa dirinya tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi dan bahkan minum air putih dalam jumlah normal setiap harinya.

Baca juga: Kisah Della Hiariej yang Divonis Gagal Ginjal Stadium Akhir, Sempat Mengira Gejala Asam Lambung

Memutuskan untuk periksa ke dokter

Dirasa gejalanya tak kunjung mereda, Bila akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter dan melakukan pemeriksaan.

Setelah cek darahnya keluar, ternyata ia didiagnosis mengalami infeksi di saluran kemih.

"Disarankan dirawat karena ada sakit di bagian punggung dan perut bawah kanan, disarankan USG untuk cek ginjal," jelasnya.

Bila melanjutkan, ia juga memiliki alergi saat dilakukan pengecekan. Padahal, ia mengaku bahwa sebelumnya tidak memiliki alergi.

Kemudian, ia dirawat dan menjalani beberapa pengobatan seperti suntik obat lambung, nyeri, dan beberapa lainnya.

Namun pada akhirnya, ia disarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri yang dimasukkan dari anus.

Pada hari kelima sejak ia periksa ke dokter, Bila akhirnya menjalani USG dan baru saat itu ia mengetahui bahwa ada batu ginjal dan pembengkakan di saluran ginjal.

"Diagnosisnya mengalami Nefrolitiasis dan Pelvocaliectasis," ungkapnya.

Bila menyampaikan, ada banyak faktor yang menyebabkan kondisinya tersebut.

"Faktor sementara pribadi aku karena sering nahan bung air kecil dan sembarangan konsumsi obat karena kalau sakit kepala sedikit langsung konsumsi obat warung," ujarnya.

"Untuk detail penyebabnya aku belum bisa jelaskan karena masih harus diobservasi dan masih dalam pengobatan dokter," tandasnya.

Baca juga: Rebusan Air Kelapa Disebut Dapat Sembuhkan Batu Ginjal, Dokter: Bisanya untuk Mencegah

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com