Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Mengebor Tanah hingga Tembus ke Negara di Belahan Bumi Lain?

Kompas.com - 20/10/2023, 19:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai membahas kemungkinan menggali tanah hingga menembus ke belahan Bumi lain.

Topik tersebut dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @tanyakanrl, Jumat (20/10/2023) dini hari.

Dengan berbekal teori Bumi bulat, warganet mempertanyakan kemungkinan mengebor tanah sampai melewati bagian dalam bumi dan muncul di negara lain yang tegak lurus dengan lokasi penggalian.

"Ada teori yg mengatakan bahwa bumi itu bulat, jadi kalo kita bor tanah nih ya sampe abis, apakah akan tembus ke negara di bawahnya?" tanya pengunggah.

Hingga Jumat siang, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 106.000 kali, disukai 600 pengguna, dan dikomentari oleh lebih dari 200 warganet X.

Lantas, mungkinkah hal itu terjadi?

Baca juga: Ilmuwan Sebut 6 dari 9 Batasan Dilanggar Manusia, Bumi Tak Lagi Layak Huni


Teori tidak dapat diterapkan

Ahli geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengatakan, fakta menyatakan Bumi berbentuk bulat.

Oleh karena itu, sesuai teori, menggali terus-menerus bisa saja mampu menembus ke negara lain yang berada di bagian Bumi lain.

"Tetapi teori itu tidak bisa diaplikasikan karena jari-jari Bumi saja sudah besar sekali, sekitar 6.371 kilometer," kata Heri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Dia melanjutkan, belum lagi Bumi memiliki inti luar dan inti dalam yang bersifat cair dan memiliki suhu sangat panas.

Bahkan, sebelum mampu menembus ke belahan dunia lain, manusia juga bisa terkena semburan dari material panas tersebut.

Baca juga: 10 Tempat Menakjubkan di Bumi yang Terlihat seperti di Planet Lain, Mana Saja?

Menurut Heri, untuk mencapai inti luar Bumi saja, perlu tenaga ekstra karena kedalamannya sekitar 2.000 kilometer.

"Inti luar kira-kira di 2.000 kilometer. Susah manusia tembus kedalaman tersebut," ujar Heri.

Sedangkan saat ini, China mulai menjalankan misi untuk mengebor lubang di Bumi dengan kedalaman lebih dari 10 kilometer.

Lubang galian di Gurun Taklamakan, gurun terluas di China ini disebut menjadi salah satu lubang terdalam yang ada di Bumi.

Pada kedalaman sekitar 10 kilometer ini, menurut Heri, manusia akan menemukan mineral dan berbagai tipe batuan.

"Mineral untuk dieksploitasi. Sementara tipe batuan biasa untuk memahami potensi-potensi kebencanaan seperti gempa Bumi dan lain lain," paparnya.

Baca juga: Bagaimana Cermin Bisa Tahu Ada Obyek Lain di Balik Suatu Benda?

Pengeboran terdalam di dunia

Dilansir dari CNN, Jumat (21/7/2023), insinyur China kembali membuat lubang bor super dalam yang akan menggali jauh ke dalam kerak Bumi.

Terletak di wilayah Sichuan, barat daya China, lokasi merupakan kawasan utama produksi gas, sehingga diperkirakan akan menyimpan banyak cadangan gas alam.

Proyek ini muncul beberapa minggu usai China mulai mengebor lubang super dalam lainnya, di Gurun Taklamakan, Xinjiang.

Dengan masing-masing kedalaman 10.520 meter di Sichuan dan sekitar 11.100 di Xinjiang, dua proyek ini masuk dalam daftar lubang bor terdalam yang dibuat manusia.

Kendati demikian, rekor pengeboran terdalam saat ini masih dipegang Kola Superdeep Borehole di barat laut Rusia.

Lubang dengan kedalaman 12.262 meter tersebut merupakan sebuah proyek pengeboran ilmiah era Uni Soviet yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk menyelesaikannya.

Lubang yang sangat dalam ini bahkan membentang jauh lebih besar dari ukuran Gunung Everest dari atas ke bawah, yakni sekitar 8.800 meter.

Baca juga: Berapa Jumlah Manusia yang Pernah Tinggal di Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com