Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membedakan File PDF Asli dan Palsu yang Berujung Kuras Saldo Rekening

Kompas.com - 20/10/2023, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Oleh karena itu, saat diklik pun, file APK tersebut tidak akan dapat terinstal maupun dijalankan pada perangkat ponsel.

"Jadi tidak ada manfaatnya bagi penipu me-rename (ganti nama) .apk menjadi .pdf. Sekalipun korban mengeklik file tersebut, tidak akan jalan karena harusnya dijalankan oleh installer APK," paparnya.

Baca juga: Muncul Lagi Modus Penipuan Button View WhatsApp, Ini Kata Pakar

Alfons melanjutkan, WhatsApp biasanya akan melakukan verifikasi ekstensi sebelum menjalankan berkas.

Jika dokumen merupakan file APK dengan akhiran .pdf, umumnya akan muncul pemberitahuan berupa:

  • "This document might contain unsafe content. Make sure you trust the sender before you open it." Dalam bahasa Indonesia berarti, "Dokumen ini mungkin berisi konten yang tidak aman. Pastikan Anda mempercayai pengirim sebelum membukanya."
  • "We can't show the file because it's corrupted." Atau berarti, "Kami tidak dapat menampilkan file karena rusak."

Lain lagi saat berkas APK dengan ekstensi .apk diklik oleh pengguna Android. Menurut Alfons, berkas akan secara otomatis dijalankan, sehingga dapat membahayakan pengguna.

"Karena itu harus teliti sebelum mengeklik," imbaunya.

Dia turut menyarankan masyarakat untuk menonaktifkan semua izin instal aplikasi dari luar toko resmi seperti Google Play Store.

Cara menonaktifkan tersebut, antara lain:

  • Buka "Setting" atau "Pengaturan" masing-masing ponsel.
  • Pilih "Install Unknown Apps" atau "Instal Aplikasi yang Tidak Dikenal".
  • Jangan centang atau batalkan centang aplikasi untuk menolak izin pemasangan aplikasi dari sumber tidak diketahui.

"Sehingga jika tidak sengaja klik masih ada pop up peringatan bahwa akan instal aplikasi dari luar Play Store," tambahnya.

Baca juga: Penipuan Modus Surat Tilang yang Kirim File APK via WhatsApp, Kenali Cara Kerja dan Bahayanya!

Modus penipuan kirim berkas via WhatsApp

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (3/6/2023), Alfons mengatakan, semua penipuan dengan modus mengirimkan berkas melalui WhatsApp bertujuan agar korban menjalankan tautan yang dikirim.

Saat dijalankan, aplikasi tersebut kemudian akan mencuri SMS yang masuk ke dalam ponsel korban.

"SMS yang masuk dicuri dan diteruskan ke akun Telegram penipu secara otomatis. Aplikasi aslinya bernama 'SMS to Telegram'," kata dia.

Baca juga: Cara Melaporkan Nomor Telepon yang Terindikasi Penipuan secara Online

Alfons menjelaskan, saat APK berbahaya ini dijalankan, sebenarnya akan muncul beberapa peringatan.

Jika peringatan tersebut diabaikan, maka akan muncul peringatan lain saat memberikan akses SMS kepada aplikasi yang akan diinstal.

Bukan hanya SMS, korban juga akan menerima peringatan untuk memberikan akses data dokumen serta foto perangkat kepada aplikasi berbahaya.

Namun, kemungkinan korban tidak terbiasa memperhatikan peringatan tersebut dan dengan mudah memberikan persetujuan atau "Allow" tanpa membaca maupun mengerti akibatnya.

"Aplikasi yang berhasil terinstal akan menjalankan aksinya untuk mencuri saldo korban," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com