KOMPAS.com - Juru Bicara Hamas, Abu Ubaidah mengancam akan mengeksekusi tawanan sipil Israel apabila negara itu menyerang permukiman warga sipil Palestina, Senin (9/10/2023).
Dilansir dari Reuters, dia mengatakan bahwa Hamas akan mengeksekusi seorang tawanan Israel untuk setiap pengeboman Israel atas rumah warga sipil tanpa peringatan. Dia juga menyiarkan peringatan tersebut.
Ancaman diumumkan ketika Israel melayangkan bom ke rumah warga Palestina tanpa peringatan. Serangan itu setidaknya melibtakan 300.000 tentara cadangan.
Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel terkait ancaman tersebut.
Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan lebih dari 100 orang telah ditawan oleh Hamas dalam serangan lintas batas yang mematikan pada akhir pekan lalu.
Baca juga: Mengenal Siapa Itu Hamas dan Alasannya Menyerang Israel...
Baca juga: Respons Dunia Internasional terhadap Serangan Militan Palestina Hamas ke Israel
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen memperingatkan Hamas agar tidak menyakiti salah satu sandera.
"Kejahatan perang ini tidak akan dimaafkan," kata dia, dikutip dari AP News.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menunjuk seorang mantan komandan militer untuk menangani krisis sandera dan orang hilang.
Konflik Israel dan Hamas (Palestina) berkali-kali pecah dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kali ini, konflik itu berpotensi menjadi lebih eksplosif karena kedua belah pihak bersumpah akan saling menghancurkan.
Mulanya, kelompok Hamas menyerang Israel melalui udara pada Sabtu (7/10/2023). Imbas serangan itu, Israel melancarkan serangan balasan melalui udara di Jalur Gaza dan memblokade jalur tersebut dari makanan, bahan bakar, dan pasokan lainnya.
Baca juga: Buntut Serangan Hamas, Netanyahu Akan Putus Pasokan Listrik, Makanan, dan Gas ke Gaza
Mereka juga mengebom markas besar Perusahaan Telekomunikasi Palestina, yang dapat mempengaruhi layanan telepon rumah, internet, dan telepon genggam.
Petugas kemanan Israel sempat menelepon warga Palestina dan meminta mereka untuk mengosongkan rumahnya, terutama yang berlokasi di wilayah utara dan timur Gaza lantaran akan ada operasi balasan dari Israel.
Puluhan orang di lingkungan Remal, Kota Gaza akhirnya meninggalkan rumah mereka.
Di sisi lain, militer Israel mengatakan, mereka telah menguasai sebagian besar wilayah selatan setelah. Tank-tank dan pesawat tak berawak dikerahkan Israel untuk menjaga celah-celah di pagar perbatasan Gaza.
Baca juga: Israel Resmi Deklarasikan Perang Melawan Hamas, Pertama Kali sejak 1973