Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Tak Akan Ada Perdamaian di Kawasan Ini Tanpa Palestina yang Merdeka

Kompas.com - 10/10/2023, 16:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menegaskan, negaranya mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.

Pernyataan ini menyusul meluasnya ketegangan Hamas-Israel hingga memakan lebih dari 1.500 korban jiwa.

Menurutnya, perdamaian akan sulit terwujud jika tidak ada pembentukan negara Palestina yang merdeka.

"Sikap Turki terhadap masalah ini sudah jelas sejak awal. Kami telah mengakui negara Israel sejak tahun 1949 dan kami menjaga hubungan diplomatik kami, meskipun kadang-kadang terputus," kata Erdogan, Senin (9/10/2023), dikutip dari Anadolu.

"Kami percaya bahwa tidak akan ada perdamaian di kawasan ini tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan integritas geografis, sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," sambungnya.

Baca juga: Dampak Konflik Hamas Vs Israel, 187.500 Warga Gaza Mengungsi

Ia menjelaskan, persoalan kawasan tidak dapat terselesaikan dengan terus-menerus melecehkan rakyat Palestina, mengabaikan keselamatan mereka, serta merampas rumah dan tanah mereka.

"Kami selalu mengatakan dan terus mengatakan bahwa kami tidak setuju membiarkan satu orang pun yang tidak bersalah dirugikan, baik di Israel atau di tanah Palestina. Posisi kami tidak berubah," ujarnya.

Siap jadi mediator

Karena itu, Erdogan menyatakan bahwa Turkiye siap mengambil peran sebagai mediator dalam ketegangan Israel-Hamas.

"Saya ingin menyatakan bahwa Türkiye siap melakukan mediasi apa pun, termasuk pertukaran tahanan, jika kedua pihak memintanya," jelas dia.

"Kami terus meningkatkan kontak diplomatik kami, yang telah kami pertahankan selama beberapa waktu dan semakin intensif dalam tiga hari terakhir," lanjutnya.

Menurutnya, perang harus tunduk pada kode moral dan etika. Karena itu, semua pihak wajib mematuhinya.

Turkiye juga menyerukan Israel untuk menghentikan pemboman terhadap tanah Palestina.

Baca juga: Bagaimana Pasukan Hamas Bisa Membobol Pertahanan Israel?

"Penghancuran Gaza melalui serangan udara dan darat, pemboman masjid, dan kematian anak-anak, wanita, orang tua, dan warga sipil yang tidak bersalah tidak pernah bisa diterima," tegas dia.

Untuk itu, Turkiye kini bersiap memasok bahan-bahan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan masyarakat Jalur Gaza.

Hubungi Palestina-Israel

Dikutip dari Reuters, Kantor Kepresiden Turki mengatakan Erdogan telah menghubungi pemimpin Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel Isaac Herzok.

Panggilan telepon ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meredam ketegangan kawasan.

Menurut Kantor Kepresidenan Turki, Erdogen mengatakan kepada Isaac Herzog bahwa setiap langkah yang secara kolektif merugikan rakyat Gaza akan meningkatkan penderitaan di wilayah tersebut.

Sementara dalam panggilan telepon dengan Mahmoud Abbas, Erdogan menyebut Turki melakukan segala upaya untuk mengakhiri pertempuran dan memastikan ketenangan di kawasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com