Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kamar Penuh Sampah Disebut Gangguan Mental Hoarding Disorder, Benarkah?

Kompas.com - 06/10/2023, 23:34 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pengobatan yang bisa diterapkan

Shierlen menyampaikan, dalam kasus-kasus seperti ini, ada berbagai pendekatan terapi yang dapat diberikan, tergantung pada masalah apa yang mendasari kotornya tempat tinggal individu tersebut.

"Namun, salah satu terapi yang efektif dalam membantu menangani kasus-kasus seperti ini adalah melalui cognitive behavioral therapy (CBT)," jelasnya.

Secara umum, CBT bertujuan untuk membantu seseorang menangani masalah psikologis dengan mengubah cara berpikir dan berperilaku seseorang.

Dalam terapi ini, seseorang tidak hanya akan dibantu untuk memahami akar masalah, tetapi juga membantu mereka mengubah cara pandang serta mempelajari langkah-langkah praktis untuk mulai hidup bersih dan sehat.

Rasa malas

Di sisi lain, psikolog dan dosen Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menimbun barang dan membuat kamar berantakan.

Menurutnya, bisa jadi orang menumpuk barang tersebut karena memang malas.

Selain itu, aktivitas seseorang yang menimbun barang di kamar menurutnya juga bisa bentuk kecemasan. Hal ini karena, ada beberapa orang tertentu yang mereka memang memiliki hobi menimbun barang atau obsesi.

Mengetahui gejala hoarding disorder sangat penting agar bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat.Shutterstock/Evgeny Pylayev Mengetahui gejala hoarding disorder sangat penting agar bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Kondisi munculnya obsesi yang datang berulang-ulang bisa mengganggu pikiran dan tidak bisa dikontrol. Dalam hal ini menurut Ratna berhubungan dengan konsep diri seseorang.

Apabila seseorang tidak bisa mengontrol dirinya dan justru terus mengikuti kecemasannya, maka itu dapat mengganggu pikiran serta perilakunya. Pada akhirnya itu menyebabkan perilaku yang berulang-ulang.

"Dia melakukan berulang-ulang dan menimbun barang itu yang disebut dengan obsesif kompulsif. Dia tidak bisa lepas dari itu dan barang apapun itu selalu ditimbun," kata Ratna.

Selain karena obsesif kompulsif, faktor lain adalah karena rasa trauma di masa lalu. Beberapa barang dinilai memiliki kenangan tersendiri yang bila dibuang pemilik akan merasa kehilangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com