Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya Pegal-pegal Biasa, Wanita Bandung Didiagnosis Kanker Tulang

Kompas.com - 02/10/2023, 11:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Didiagnosis kanker tulang

Perjalanan Hani mencari tahu penyebab mengapa tangannya merasa pegal akhirnya terjawab pada 2022.

Awalnya tangan kanan Hani bengkak setelah diurut karena ia terus-menerus merasa pegal.

Pada Mei 2022, ia pergi ke rehabilitasi medik dan hasil USG menunjukkan otot tangan kanannya tidak tampak yang kemungkinan karena tertutup nanah.

Setelah itu, ia melakukan magnetic resonance imaging (MRI) pada Juni 2022 dan mendatangi dokter spesialis orthopedi sub onkologi.

"Saya melakukan biopsi dan dari hasil biopsi itu saya dinyatakan kanker tulang osteosarkoma," jelas Hani.

Hani menjelaskan, ia sudah menjalani kemoterapi sebanyak tiga kali dari Juli-September 2022.

Tak hanya itu, ia juga menjalani operasi rekonstruksi tulang, termasuk penggantian tulang dengan semen.

Baca juga: Benarkah Banyak Makan Ikan Menaikkan Risiko Kanker?

Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi RS FK Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Fajar Ivan Effendi, memberi penjelasan mengenai gejala kanker tulang yang berawal dari pegal-pegal seperti dialami Hani.

Fajar menyampaikan, kanker tulang seperti dialami Hani termasuk tumor ganas.

Ia menerangkan, pegal-pegal atau nyeri di sekitar tulang disebabkan oleh reaksi atau efek dari pertumbuhan kanker tulang itu sendiri.

"Untuk pegal-pegal atau nyeri karena penyebab lain agak sulit dibedakan. Namun, nyeri pada kanker tulang biasanya bertambah hebat saat malam hari," ujar Fajar kepada Kompas.com, Minggu.

Baca juga: 8 Manfaat dan Efek Samping Durian, Potensi Risiko Kanker Turun tetapi Tekanan Darah Naik

Macam-macam kanker tulang

Fajar menyampaikan, kanker pada tulang dibedakan menjadi dua jenis, yakni kanker tulang primer dan kanker tulang sekunder.

Ia menjelaskan, kanker tulang primer adalah keganasan yang dimulai di tulang itu sendiri.

Sementara, kanker tulang sekunder adalah keganasan yang dimulai dari organ lain dan telah menyebar ke tulang sehingga disebut sebagai metastasis tulang.

Ilustrasi tulang belakang. Kanker tulang belakang dapat menyebabkan Anda mengalami nyeri punggung terus-menerus, kesulitan berdiri, hingga kelumpuhan di beberapa bagian tubuh.MDGRPHCS Ilustrasi tulang belakang. Kanker tulang belakang dapat menyebabkan Anda mengalami nyeri punggung terus-menerus, kesulitan berdiri, hingga kelumpuhan di beberapa bagian tubuh.

Baca juga: Buruknya Kualitas Udara di Jakarta, Penuaan Dini, dan Risiko Kanker...

Penyebab kanker tulang

Lebih lanjut, Fajar mengatakan bahwa penyebab kanker tulang sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

Namun, pertumbuhan sel kanker tulang dapat diketahui dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker tulang.

Faktor pemicu dari kanker tulang adalah:

  • Pernah terpapar radiasi tinggi atau bahan radioaktif
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker tulang
  • Mengidap kelainan tulang, seperti paget disease.
  • Mengidap kelainan genetik.

Baca juga: Disebut Bahan Berisiko Kanker, BPOM Belum Larang Pemanis Buatan Aspartam karena Alasan Ini

Cara mencegah kanker tulang

Fajar menyampaikan, tidak ada pencegahan secara khusus karena penyebab kanker tulang belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, ia menyarankan orang untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan waspada dengan faktor risiko yang ada.

Masyarakat juga disarankan untuk melakukan deteksi sedini mungkin agar terhindar dari risiko kanker tulang.

Sementara yang tidak kalah pentingnya adalah jangan memijat bagian tubuh yang baru saja terjatuh dengan keluhan muncul benjolan.

"Jangan tunda apabila merasakan gejala, jangan melakukan pemijatan pada pasien yang baru saja terjatuh dengan mengeluhkan benjolan atau pada individu dengan tanda dan gejala kanker tulang karena dapat memperparah kondisinya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com