Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 7 Perwira yang Jadi Korban Peristiwa G30S/PKI

Kompas.com - 28/09/2023, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sejak itu, kariernya di bidang militer kian melejit. Kendati demikian, saat PKI mengajukan pembentukan angkatan kelima, Suprapto menolaknya.

Sebagai informasi, angkatan kelima adalah unsur pertahanan keamanan yang digagas PKI. Angkatan ini diambil dari kalangan buruh dan petani yang dipersenjatai.

Pada 1 Oktober 1965, Suprapto pun menjadi korban G30S bersama para petinggi TNI AD lainnya.

3. Letjen (Anumerta) MT Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono atau dikenal dengan MT Haryono lahir pada 20 Januari 1924 di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelum terjun ke dunia militer, MT Haryono pernah mengikuti Ika Dai Gaku, sebuah sekolah kedokteran di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.

Barulah setelah kemerdekaan Indonesia, ia bergabung bersama TKR dengan pangkat Mayor.

Kepiawaiannya dalam berbahasa Belanda, Inggris, dan Jerman berguna bagi Indonesia ketika melakukan berbagai perundingan internasional.

Ia kemudian berkutat di Kementerian Pertahanan, bahkan sempat menjabat sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

Beberapa tahun setelah kemerdekaan, karier MT Haryono terus menanjak, mulai dari menjadi Atase Militer Republik Indonesia untuk Negeri Belanda (1950), hingga Direktur Intendans dan Deputy Ill Menteri/Panglima AD (1964).

Nahas, pada pergantian 30 September ke 1 Oktober 1965, ia dinyatakan gugur bersama dengan para petinggi TNI AD lain akibat peristiwa G30S.

Baca juga: Sejarah Peristiwa G30S yang Melibatkan PKI dan Pasukan Cakrabirawa

4. Letjen (Anumerta) S Parman

Letjen TNI S. ParmanWikipedia Letjen TNI S. Parman

Siswondo Parman atau lebih familiar dengan S Parman adalah salah satu petinggi TNI AD di masa Orde Lama.

Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918, sosoknya lebih berkutat dengan bidang intelijen.

Ia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen di Kenpei Kasya Butai. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia mengabdi kepada Indonesia untuk memperkuat militer Tanah Air.

Pengalamannya di bidang intelijen sangat berguna bagi TNI kala itu. S Parman mengetahui rencana-rencana PKI yang ingin membentuk angkatan kelima.

Namun, pada 1 Oktober 1965, ia diculik dan dibunuh bersama para jenderal lainnya. S Parman pun harus gugur dan diberi gelar pahlawan revolusi.

5. Mayjen (Anumerta) DI Panjaitan

D.I. PandjaitanWikipedia D.I. Pandjaitan

Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan atau DI Panjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli, Sumatera Utara.

Pada masa pendudukan Jepang, ia memasuki pendidikan militer Gyugun. Setelah lulus, DI Panjaitan ditempatkan di Pekanbaru, Riau hingga proklamasi kemerdekaan.

Saat Indonesia merdeka, ia ikut membentuk TKR. Mulai dari sana, kariernya di bidang militer semakin cemerlang.

Hingga menjelang akhir hayat, DI Panjaitan diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima AD dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.

Namun, jenderal dari Sumatera ini harus tewas dalam peristiwa G30S bersama para Jenderal TNI AD lainnya.

6. Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo SiswomihardjoWikimedia/Davidelit Sutoyo Siswomihardjo

Sutoyo Siswomiharjo lahir pada 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang, ia menempuh pendidikan di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi, Jakarta.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com