Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Usia, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Handry Santriago

Kompas.com - 16/09/2023, 19:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - CEO General Electric Indonesia Handry Satriago meninggal dunia karena sakit pada hari ini, Sabtu (16/9/2023).

Kabar duka tersebut dikonfirmasi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani, yang mengatakan bahwa Handry meninggal di usia 54 tahun.

"Kawan saya Pak Handry Satriago, sosok hebat yang memimpin General Electric Indonesia, pagi tadi tutup usia di umur yang baru menginjak 54 tahun," ujar Shinta, dikutip dari Kompas.com, Sabtu.

Handry Satriago menduduki kursi pemimpin tertinggi General Electric Indonesia sejak 2010, saat masih berusia 41 tahun.

Usianya kala itu menjadikan Handry sebagai sosok CEO termuda dalam sejarah General Electric (GE) global.

Lantas, seperti apa profil dan sepak terjang Handry Satriago?

Baca juga: Profil dan Sepak Terjang Marga T, Novelis Badai Pasti Berlalu yang Meninggal pada Usia 80 Tahun


Profil Handry Satriago

Handry Satriago, lahir pada 13 Juni 1969, dikenal sebagai salah satu sosok inspiratif di dunia bisnis.

Bukan tanpa alasan, Handry didiagnosis menderita kanker kelenjar getah bening sejak remaja. Kondisi ini mengharuskannya menghabiskan hidup dengan menggunakan kursi roda.

Kendati demikian, keterbatasan tak menghambat kesuksesan pendidikan maupun karier Handry.

Dilansir dari Kompas.com (28/8/2013), Handry memperoleh gelar sarjana di jurusan Bioindustrial IPB University.

Baca juga: Tutup Usia, Berikut Profil dan Karya Sapardi Djoko Damono...

Dia kemudian melanjutkan pendidikan hingga mendapat gelar master double degree di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia, Jakarta serta Monash University, Vistoria, Australia.

Tak berpuas diri, Handry kembali menempuh pendidikan doktor di bidang manajemen strategi di Universitas Indonesia.

Dikutip dari Kompas.id (2/12/2020), menyelesaikan pendidikan hingga doktor bagi Handry yang berkursi roda butuh perjuangan.

Baca juga: Tutup Usia, Berikut Profil Syekh Ali Jaber, Ulama dan Pendakwah Indonesia

Dia ingat, saat mulai kuliah sarjana di IPB, pada hari pertama kuliah, mahasiswa baru berkumpul di lantai empat.

Hatinya sempat ciut dan hendak pulang. Namun, tanpa disangka-sangka, seorang mahasiswa menepuk pundak Handry dan menawarkan bantuan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com