Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Penampakan Cahaya Merah Kekuningan di Langit Solo dan Sleman, Benda Apa Itu?

Kompas.com - 15/09/2023, 10:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penampakan cahaya merah kekuningan melintasi langit malam, berhasil terekam di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Video rekaman tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @agendasolo, Jumat (15/9/2023).

"Kamis (14/9/2023) 23.15 WIB terlihat penampakan cahaya di langit merah kekuningan. Cahaya dilaporkan terlihat dari Solo, Sukoharjo, Sleman dan sekitarnya," tulis pengunggah.

Tampak dalam kompilasi video, sebuah benda dengan warna merah kekuningan menyerupai api meluncur membelah langit malam yang gelap.

Saat melintas, benda tersebut terlihat memiliki ekor dengan warna serupa, sebelum akhirnya menghilang dan tak lagi terlihat di langit malam.

Hingga Jumat pagi, unggahan video telah mendapat lebih dari 119.000 tayangan, 11.400 suka, dan 500 komentar dari warganet.

Lantas, benda apa itu?

Baca juga: Ramai soal Bola Api Terbang Disebut Banaspati, Apa Itu?


Penampakan sampah luar angkasa

Staf peneliti Observatorium Bosscha Jawa Barat, Agus Triono mengatakan, benda bercahaya merah kekuningan seperti dalam video adalah space debris atau sampah luar angkasa.

Sampah luar angkasa seperti satelit tidak terpakai, biasanya tidak sengaja tertarik gravitasi Bumi, sehingga terbakar di atmosfer seperti meteor.

"Kadang juga negara-negara yang punya satelit menjadwalkan untuk menonaktifkan satelitnya yang sudah berumur tua," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/9/2023) pagi.

Setelah dinonaktifkan, benda tersebut akan diterjunkan atau masuk kembali ke Bumi (reentry) agar tidak menambah sampah antariksa yang berada di orbit rendah Bumi.

Meski kemungkinan besar sampah luar angkasa, Agus belum menemukan jadwal reentry satelit mana pun yang dilakukan secara sengaja pada tengah malam atau dini hari tadi.

"Mungkin perlu dicek lagi apakah video di atas benar-benar diambil tadi malam, dan di atas wilayah Indonesia, atau diambil di waktu yang lain," tuturnya.

Baca juga: Video Viral Penampakan Langit Turkiye Seketika Penuh Cahaya Hijau, Ada Apa?

Ciri-ciri reentry sampah luar angkasa

Terpisah, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, video dalam unggahan Instagram menggambarkan fenomena kilatan cahaya terang, berekor, dan meredup dengan ekor terpecah-pecah.

"Hanya ada dua kemungkinan untuk kilatan cahaya ini, reentry sampah antariksa atau meteor," ungkapnya, ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

Namun, dari ciri-ciri yang terekam, dia mengatakan bahwa kemungkinan besar benda tersebut adalah proses masuknya sampah luar angkasa buatan manusia atau uncontrolled reentry.

"Kecil kemungkinannya sebagai meteor," lanjut Marufin.

Menurut dia, terdapat dua penanda reentry sampah antariksa dalam video, yaitu terekam lama dan adanya proses fragmentasi.

Cahaya merah kekuningan berhasil terekam lebih dari lima detik, bahkan di video lain bisa mencapai lebih dari 10 detik.

Hal tersebut, lanjut Marufin, menandakan kecepatan benda lambat, kurang dari 10 kilometer per detik yang merupakan ciri dari kecepatan satelit buatan.

"Sebaliknya, meteor umumnya tiga kali lebih cepat sehingga hanya terekam kurang dari lima detik," jelasnya.

Sementara itu, ekor benda tersebut tampak terpecah-pecah yang merupakan tanda proses fragmentasi.

Fragmentasi merupakan pemecahbelahan obyek saat menembus atmosfer Bumi, saat kekuatan material obyek kalah dengan besarnya tekanan ram, tekanan yang dihasilkan benda dengan kecepatan supersonik.

Menurut Marufin, meteor khususnya meteor terang (fireball) atau meteor sangat terang (bolide) juga mengalami fragmentasi.

Namun, saat proses itu terjadi, meteor untuk sesaat akan mengeluarkan cahaya yang sangat terang hingga menyamai terangnya Bulan purnama.

"Fenomena (terang seperti purnama) yang tak terdeteksi pada kilatan cahaya tersebut," sambungnya.

Namun, senada dengan Agus, Marufin belum dapat mengidentifikasi sampah luar angkasa yang meluncur di kawasan Solo hingga Sleman tersebut.

"Itulah yang perlu diselidiki. Sebab sejauh penelusuran saya hingga saat ini, belum ada yang cocok dengan katalog," kata dia.

Baca juga: Muncul Penampakan Benda Bercahaya Meluncur ke Atas di Langit Lombok, Apa Itu?

Dampak jatuhnya sampah antariksa

Marufin mengungkapkan, dampak reentry sampah antariksa ke Bumi sangat bergantung pada tipenya.

Jika berupa satelit bekas, maka dapat dikatakan 100 persen akan menguap di udara saat mencoba menembus atmosfer.

Namun, jika berupa roket rombeng atau bekas upperstage pendorong satelit ke orbit, umumnya bagian mesin masih bisa melintasi atmosfer, sehingga berpotensi sampai ke permukaan Bumi.

"Kalau lihat dari tingkat terangnya, sampah antariksa semalam mengesankan satelit bekas. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com