Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

6 Musisi Paling Berpengaruh di Dunia

Kompas.com - 11/09/2023, 12:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Karya seni adalah salah satu media terbaik untuk menyampaikan gagasan. Selain itu, karya seni juga dapat digunakan sebagai bentuk protes untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu penting.

Bahkan, selama berabad-abad para seniman telah menggunakan kreativitas mereka untuk menyerukan perubahan dan keadilan sosial. Dilansir dari The Art of Education University, hal ini karena karya seni merupakan bahasa universal yang dapat menggerakan manusia.

Hal ini yang mendasari Pandji Pragiwaksono untuk menyampaikan keresahan melalui karya-karya yang telah ia ciptakan.

Bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, ia membagikan kisahnya dalam siniar Beginu bertajuk “Pandji Pragiwaksono, Keresahan Bernegara dan Penyampaian Melalui Karya Seni” dengan tautan akses s.id/BeginuPandji2.

Seni dan Perubahan Sosial

Dilansir dari Art Artist Artwork, Seni dapat membantu menciptakan perubahan sosial dalam beberapa cara. Pertama, seniman dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu sosial melalui karya seni.

Baca juga: 4 Permainan Pemanggil Arwah di Seluruh Dunia

Kedua, seni dapat digunakan untuk meningkatkan rasa solidaritas di antara orang-orang yang berjuang untuk perubahan sosial. Terakhir, seni dapat digunakan sebagai sesuatu yang dapat menginspirasi orang untuk bertindak.

Musik untuk Perubahan Sosial

Banyak musisi yang menggunakan lagu mereka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting seperti permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan, maupun politik.
Dilansir dari Sharetopros, berikut adalah beberapa musisi yang memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial.

1. Bob Geldof

Robert Frederick Zenon Geldof adalah pemimpin band rock bernama The Boomtown Rats. Selain karier musiknya yang cemerlang, ia juga adalah salah satu penyelenggara acara ‘Live Aid’, ‘Live 8’, dan ‘Live Earth’.

Semuanya dimulai pada tahun 1985 saat ia menyelenggarakan pertunjukan musik untuk kegiatan amal. Tujuannya adalah untuk membantu tragedi kelaparan yang menewaskan jutaan orang warga Ethiopia.

2. David “Phil” Ochs

Phil Ochs adalah musisi folk asal Amerika Serikat. Pada tahun 1960, ia ikut serta dalam gerakan untuk membela hak-hal sipil dan menantang perang Vietnam. Phil Orch juga muncul sebagai ikon musik yang menyerukan protes sosial.

Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang sosial demokratis kiri. Lagunya yang berjudul “Draft Dodger Rag” dan “I Ain’t Marching Anymore” menjadi seruan untuk perdamaian.

3. Bob Dylan

Dylan dianggap berkontribusi dalam kebangkitan musik folk tahun 1960-an. Dia juga menjadi musisi yang menyerukan protes sosial melalui lagu-lagu ciptaannya.

Penampilan paling fenomenal Dylan adalah petikan gitar dan suaranya saat menyanyikan lagu “When the Ship Comes In” pada aksi pawai hak-hak sipil di tahun 1963.

4. Pete Seeger

Sepanjang hidupnya, Pete Seeger konsisten menggunakan musik sebagai senjata perjuangan untuk membela hak rakyat pekerja dan kaum tertindas. Keanggotaannya dalam partai komunis membuat namanya masuk “daftar hitam” pemerintah.

Di tahun 1950 hingga 1960-an, Pete Seeger mendukung perjuangan hak-hak sipil dan penghapusan diskriminasi rasial melalui lagu-lagu ciptaannya. Selain itu, ia juga menentang keterlibatan Amerika Serikat pada perang di Vietnam.

Selain isu sosial dan politik, ia juga kerap membawa isu tentang lingkungan seperti pada lagunya yang berjudul “If I Had a Hammer” dan “Where Have All the Flowers Gone?”.

5. John Lennon

Menurut Jacobin Magazine, Lennon mulai kritis terhadap situasi global pada tahun 1966. Saat itu, bersama tiga anggota The Beatles, mereka gelisah atas berbagai konflik dan kekerasan, khususnya terkait perang Vietnam.

Baca juga: 4 Kisah Balas Dendam yang Menggemparkan Dunia

Pada 15 November 1969, masyarakat Amerika Serikat berkumpul di Washington D.C untuk protes atas keterlibatan militer AS dalam perang Vietnam.

Selain membentangkan spanduk orasi, massa yang berjumlah sekitar 500 ribu orang itu menyanyikan lagu “Give Peace a Chance” karya John Lennon selama 10 menit.

Selanjutnya pada tahun 1971, Lennon merilis dua lagu berjudul “Power to the People” dan “Imagine” yang berisi tentang gagasan anti perang dan perdamaian.

6. Bob Marley

Kiprah Bob Marley akan terus terkenang karena lagu dan semangatnya memperjuangkan kebebasan dan kemanusiaan. Selama kariernya, ia kerap membantu mengampanyekan kemerdekaan negara-negara Afrika melalui Pan-Afrikanisme.

Bob Marley juga telah menjadi simbol perdamaian, ketahanan, dan aktivisme sosial. Gagasannya terus menginspirasi musisi muda, aktivis, dan individu untuk menggunakan suara dan bakat mereka untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Lantas, bagaimana cara pandji Pragiwaksono menyampaikan gagasannya melalui karya seni?

Temukan jawabannya dalam perbincangan Wisnu Nugroho dengan Pandji Pragiwaksono dalam siniar Beginu episode “Pandji Pragiwaksono, Keresahan Bernegara dan Penyampaian Melalui Karya Seni" dengan tautan akses s.id/BeginuPandji2 di Spotify.

Di sana, ada banyak kisah dari para tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.

Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com