Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Mesir Kuno Cukur Alis Saat Kucingnya Mati, Masa Berkabung hingga Rambut Kembali Tumbuh

Kompas.com - 09/09/2023, 19:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dikutip dari Kompas.com, sebuah pameran di Smithsonian’s National Museum of Asian Art pada 2018 memaparkan, kucing dipandang memiliki dualitas temperamen.

Di satu sisi mereka bisa menjadi pelindung, setia, dan dapat mengasuh dengan baik. Namun, di sisi lain, kucing bisa menjadi garang, mandiri, dan galak.

Sifat inilah yang membuat kucing dalam pandangan masyarakat Mesir kuno, tampak seperti makhluk khusus yang patut diperhatikan khusus.

Baca juga: Ramai soal Kucing Busok Ras Asli Indonesia yang Diakui Dunia, Kucing Apa Itu?

Kucing dimumikan bersama manusia

Para arkeolog percaya, kucing pertama kali dijinakkan sebagai pengendali hama yang efisien untuk mengusir tikus dan ular berbisa.

Seiring berjalannya waktu, ketika kucing mulai menjadi hewan domestik, popularitas Bastet, dewi rumah, kesuburan, dan perlindungan yang digambarkan berkepala kucing turut meningkat.

Hewan kucing sebagai representasi Bastet mulai digunakan untuk menarik keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Sayangnya, kesukaan orang Mesir kuno tersebut juga membawa petaka bagi hewan ini. Tak jarang, kucing dibunuh dan dijadikan mumi untuk kemudian dikubur bersama manusia, pemiliknya.

Praktik ini marak terjadi antara 700 SM hingga 300 M, seperti menurut laporan dalam jurnal Scientific Reports.

Saat itu, peneliti melakukan pemindaian mikro-CT sinar-X pada mumi kucing. Hasilnya, secara detail struktur kerangka dan bahan, biasa digunakan dalam proses mumifikasi.

Peneliti pun menyadari, jika temuan kucing yang dimumikan berukuran jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.

"Itu adalah kucing yang sangat muda, tetapi kami tak menyadarinya sebelum melakukan pemindaian karena begitu banyaknya mumi," ujar peneliti dari Swansea University, Inggris, Richard Johnston.

"Mungkin kucing berusia kurang dari 5 bulan saat lehernya sengaja dipatahkan," tambahnya.

Johnston melanjutkan, kucing sering dipersembahkan sebagai pengorbanan sebagai sarana untuk menenangkan atau mencari bantuan dari dewa.

"Kucing sering kali dipelihara untuk tujuan itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com