Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Penggerebekan 88 WNA China di Batam Terkait "Scamming"

Kompas.com - 30/08/2023, 12:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 88 orang Warga Negara Asing (WNA) asal China ditangkap Polda Kepulauan Riau (Kepri) dan Interpol di Kara Industri Park, Sukajadi, Batam Kota, Kepri.

Penangkapan terhadap puluhan WNA China tersebut dilakukan pada Selasa (29/8/2023).

Para WNA tersebut digerebek di gudang Blok 1 C Nomor 8 Gudang Kara Industri Park karena terkait kasus scammming atau investasi bodong yang dikelola para pelaku melalui sebuah website.

Berikut ini fakta penangkapan puluhan WNA China tersebut:

1. Polisi menggunakan 3 bus untuk mengangkut pelaku

Penggerebekan dilakukan kepolisian pada pukul 15.00 WIB hingga 19.30 WIB.

Polisi kemudian membawa para pelaku ke Polda Kepri menggunakan tiga bus.

Direktur Ditreskrimsus Polda Kepri Kombel Nasriadi mengatakan, pemeriksaan masih dilakukan terhadap para pelaku.

"Masih kami lakukan pendataan yang dilakukan personil Polda Kepri dan Interpol dari Hubinter Mabes Polri dan polisi asal China," kata Nasriadi dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/8/2023).

Dikutip dari TribunNews, 88 orang yang ditangkap tersebut 83 di antaranya merupakan laki-laki, sedangkan 5 orang lainnya adalah perempuan.

Baca juga: Ditjen Imigrasi Lakukan Tindakan terhadap 630 WNA di Indonesia, Apa Alasannya?

2. Penggerebekan melibatkan ratusan polisi

Penggerebekan yang dilakukan terhadap 88 WNA China tersebut melibatkan ratusan polisi dari Satuan Sabhara Polda Kepri.

Para polisi tersebut tiba di lokasi penggrebekan sekitar pukul 15.30 WIB.

Proses penangkapan tersebut juga melibatkan Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) yang membawahi Interpol di Mabes Polri.

Pelibatan Divhubinter tersebut dilakukan karena para pelaku merupakan warga negara asing.

3. Menipu pengusaha di China

Selain scamming, para pelaku diketahui juga melakukan penipuan dan pemerasan kepada warga di negara asal mereka.

"Jadi korbannya ini juga merupakan warga negaranya sendiri, dan rata-rata korbannya ini para pengusaha yang ada di China," beber Nasriadi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com