Biasanya, mereka akan aktif mencari "makanan" pada waktu sore hingga fajar. Selama memakan darah inilah, nyamuk betina akan mentransmisikan parasit plasmodium kepada manusia.
Proses transmisi dari nyamuk ke manusia juga tergantung pada kondisi cuaca dan iklim. Perkembangbiakkan nyamuk biasanya paling banyak terjadi selama dan sesudah musim hujan.
Selain itu, wilayah yang padat penduduk atau ruang gerak sedikit juga meningkatkan kemungkinan penyakit malaria mewabah.
Saat manusia terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit, plasmodium selanjutnya akan berkembang biak di hati dan menginfeksi sel darah merah.
Lantaran parasit bersarang di sel darah merah, penyakit malaria bisa menular melalui:
Penyakit ini tidak akan menular dari orang ke orang seperti flu, serta tak menular melalui hubungan seksual atau sentuhan benda milik orang terinfeksi.
Baca juga: Mengulik Transisi Pandemi ke Endemi, dari Serangan Malaria hingga Corona
Gejala malaria tidak langsung muncul setelah nyamuk menggigit manusia. Bahkan, jika imunitas tubuh sangat baik, kemungkinan terinfeksi malaria menjadi lebih kecil.
Sebaliknya, bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh kurang baik, gejala malaria akan muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk.
Gejala awal malaria cenderung mirip penyakit ringan, seperti flu, demam, dan sakit kepala. Kondisi ini menyebabkan malaria sulit untuk diidentifikasi.
Dilansir dari Kompas.com, beberapa gejala lanjutan yang timbul, termasuk:
Penyakit malaria yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan komplikasi, seperti gagal ginjal, gangguan mental, tidak sadarkan diri atau koma, hingga kematian.
Kendati demikian, perubahan gaya hidup dan langkah-langkah sederhana dapat membantu mencegah malaria.
Menurut Kementerian Kesehatan, berikut beberapa langkah pencegahan penyakit malaria: