Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Kelelahan Bisa Picu Kematian?

Kompas.com - 19/08/2023, 21:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi, meninggal dunia usai mengikuti lomba balap karung dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Meninggal setelah menyentuh garis finish dalam lomba pada Kamis (17/8/2023) pukul 15.30 WIB, wanita bernama Dewi (39) ini diduga mengalami kelelahan.

"Korban diduga kelelahan setelah selesai melaksanakan lomba balap karung," ujar Kapolsek Batang Merangin, Iptu Juliaman, dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/8/2023).

Warga Desa Tamiai, Efriantoni mengatakan, Dewi diketahui tidak memiliki riwayat penyakit sebelum mengikuti lomba.

Jatuh pingsan usai perlombaan, sejumlah warga pun membawa Dewi ke puskesmas. Namun, sesampainya di Puskesmas Tamiai, dia dinyatakan meninggal dunia.

Lantas, mungkinkah kelelahan menyebabkan kematian?

Baca juga: Perempuan di Kerinci Jambi Meninggal Saat Lomba Balap Karung, Diduga Kelelahan


Kelelahan bisa picu kematian

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Habibie Arifianto menjelaskan, kelelahan tidak secara langsung mengakibatkan kematian.

Menurut dia, kelelahan dapat dipandang sebagai suatu pemicu dari masalah kesehatan yang sebelumnya memang sudah ada.

"Biasanya penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah," ujar Habibie, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Kelelahan, bentuk stres fisik terutama saat mengikuti kegiatan olahraga kompetitif seperti balap karung, akan meningkatkan hormon adrenalin dan katekolamin.

Dua hormon tersebut, lanjut Habibie, dapat mengakibatkan serangan jantung hingga gagal jantung akut.

"Yang biasanya disertai dengan perburukan klinis hingga henti jantung mendadak," paparnya.

Sebaliknya, pada seseorang yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu, kelelahan saja tidak berujung kematian.

"Kalau sebelumnya tidak ada masalah biasanya ya aman-aman saja," kata Habibie.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makan?

Perlu rekam medis agar tahu kondisi tubuh

Senada, ahli penyakit dalam di Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, kelelahan tidak menyebabkan kematian.

Dia menjelaskan, biasanya saat merasa kelelahan, tubuh akan mengarahkan seseorang untuk beristirahat.

"Kalau lihat dari kejadian pada ibu itu, saya pikir justru hal-hal yang sifatnya lebih akut atau mendadak," jelasnya, saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.

Kondisi akut dan mendadak tersebut, menurut Andi, seperti kelainan irama jantung yang parah, serangan jantung, atau emboli paru, kondisi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru.

Menilik kasus kematian setelah lomba balap karung, Andi mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki rekam medis untuk masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui dan mengevaluasi perkembangan status kesehatannya masing-masing.

"Jadi tidak memaksakan diri dan punya kontrol individu," lanjutnya.

Tak hanya rekam medis, kontrol rutin atau berkala juga diperlukan untuk mencegah suatu masalah kesehatan berkembang semakin parah.

Sebelum semakin parah, pasien bisa mendapat perawatan non-obat atau obatan-obatan yang relatif lebih sederhana.

"Itu akan jauh lebih bagus daripada datang saat kondisinya lebih berat atau lebih parah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com