Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Penyakit Diabetes pada Kaki, Bisa Berujung Amputasi

Kompas.com - 12/08/2023, 06:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diabetes merupakan penyakit menahun atau kronis berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula yang melebihi batas normal.

Penyakit diabetes disebabkan tubuh tak bisa menghasilkan insulin atau tubuh tak bisa menggunakan insulin secara efektif.

Diabetes bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tak ditangani dengan benar.

Salah satu komplikasi yang dapat muncul pada penderita diabetes yakni munculnya sejumlah masalah pada kaki.

Lantas apa bahaya diabetes pada kaki?

Baca juga: Ramai soal Lipatan Belakang Lutut yang Berwarna Gelap, Benarkah Tanda Diabetes?

Bahaya diabetes pada kaki

Sebagaimana dikutip dari laman Kemenkes, diabetes bisa menyebabkan dua potensi ancaman pada kaki yang pada akhirnya bisa menyebabkan kaki diamputasi.

Adapun dua kondisi kaki yang perlu diwaspadai penderita diabetes yakni sebagai berikut:

1. Kerusakan saraf (neuropati diabetik)

Diabetes bisa menyebabkan beberapa jenis kerusakan saraf di bagian tubuh mana pun. Namun, saraf di kaki khususnya tungkai adalah bagian yang paling sering terpengaruh kerusakan saraf.

Beberapa orang yang mengalami kerusakan saraf di kaki bisa mengalami mati rasa, kesemutan, atau nyeri.

Seringkali kerusakan saraf dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk merasakan sakit, panas atau dingin.

Oleh sebab itu, kaki penderita diabetes mungkin akan terluka atau terpotong tanpa penderita menyadarinya.

2. Mengurangi aliran darah

Diabetes bisa mempersempit pembuluh arteri, sehingga bisa mengurangi aliran darah ke kaki.

Ketika aliran darah berkurang, maka nutrisi pada jaringan kaki berkurang sehingga saat ada luka akan semakin sulit untuk disembuhkan.

Kedua masalah tersebut dapat berbahaya, pasalnya adanya luka kecil yang tersembunyi di bawah kaki saja risikonya bisa menjadi besar.

Luka kecil jika dibiarkan bisa cepat berkembang menjadi luka besar yang parah pada penderita diabetes.

Luka dan infeksi yang terlanjur parah bisa menyebabkan dilakukannya amputasi pada kaki.

Baca juga: 9 Tanda Diabetes yang Bisa Dilihat dari Kulit, Apa Saja?

Amputasi pada kaki penderita diabetes

Dikutip dari CDC, amputasi biasanya menjadi jalan terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi dan menyelamatkan hidup penderitta.

Untuk itu, penting untuk memeriksa kondisi kaki setiap hari bagi penderita diabetes guna mengetahui masalah lebih awal agar bisa segera mengobatinya dan mengurangi risiko kaki diamputasi.

Selain itu penting bagi penderita diabetes untuk selalu menjaga kadar gula darahnya supaya tak terlalu tinggi.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kadar gula darah tinggi yakni:

  • Jangan merokok
  • Ikuti pola makan sehat
  • Aktif secara fisik
  • Minum obat sesuai resep dokter.

Baca juga: 3 Gula Buatan yang Bisa Dikonsumsi Penderita Diabetes Menurut Dokter

Tips kaki sehat

Berikut ini tips kaki sehat untuk penderita diabetes:

1. Periksa kaki setiap hari apakah ada luka, kemerahan, bengkak, luka, lecet, kapalan, atau perubahan lain pada kulit atau kuku. Gunakan cermin jika tidak dapat melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan anggota keluarga.

2. Cuci kaki setiap hari dengan air hangat (bukan panas). Jangan merendam kaki dan keringkan kaki sepenuhnya. Setelahnya, oleskan pelembap di bagian atas dan bawah, tetapi tidak di antara jari-jari kaki karena dapat menyebabkan infeksi.

3. Jangan pernah bertelanjang kaki. Selalu kenakan sepatu dan kaus kaki atau selop untuk menghindari cedera. Pastikan tidak ada kerikil atau benda lain di dalam sepatu.

4. Kenakan sepatu yang pas.  Kenakan sepatu perlahan-lahan, kenakan selama satu atau dua jam sehari untuk sepatu baru sampai benar-benar nyaman. 

5. Potong kuku kaki secara lurus dan ratakan ujung-ujungnya yang tajam dengan kikir kuku. Mintalah dokter kaki (ahli penyakit kaki) memotong kuku kaki jika tidak dapat melihat atau menjangkau kaki Anda.

6. Jangan menghilangkan kapalan sendiri, dan terutama jangan menggunakan produk yang dijual bebas untuk menghilangkannya karena dapat membakar kulit.

7. Mintalah kaki diperiksa pada setiap kunjungan perawatan kesehatan .

8. Jaga agar darah tetap mengalir. Angkat kaki saat duduk, dan goyangkan jari kaki selama beberapa menit beberapa kali sepanjang hari.

9. Pilih aktivitas ramah kaki seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.

10. Pastikan untuk bertanya kepada dokter apa lagi yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kaki.

Baca juga: 5 Rekomendasi Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com