Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata UIN Walisongo soal Mahasiswi Protes Dapat Makanan Basi di Asrama

Kompas.com - 11/08/2023, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar yang menyebutkan mahasiswi UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah yang tinggal di asrama (ma'had) mendapat makanan basi dari katering, viral di media sosial.

Hal itu diketahui warganet usai mahasiswi UIN Walisongo mempertanyakan kualitas makanan yang mereka terima melalui video di akun TikTok ini, Rabu (9/8/2023).

Tak hanya itu, protes terhadap makanan basi yang diterima mahasiswi yang tinggal di asrama juga dilayangkan oleh akun Twitter ini pada hari yang sama.

Dalam unggahan, terlihat sekumpulan mahasiswa UIN Walisongo menggeruduk gedung rektorat buntut kondisi makanan yang mereka nilai tidak layak.

Menurut pengunggah, mereka dibungkam karena mempertanyakan hal tersebut kepada pihak kampus.

"Bantu Up guys, katanya kampus yang memanusiakan manusia tapi fasilitas kamar 3×4 aja untuk 20 orang, terlebih lagi catering nya suka kirim makanan yg ga layak ke santrinya KAMI DIPAKSA BUNGKAM TOLONG KAMI," cuit pengunggah.

Lantas, apa kata UIN Walisongo soal hal tersebut?

Baca juga: IPB Kampus Pertanian tapi Kenapa Buka Fakultas Kedokteran? Ini Jawaban Rektor

Penjelasan UIN Walisongo

UIN Walisongo angkat bicara soal kabar yang menyebutkan mahasiswinya yang tinggal di asrama mendapat makanan basi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama UIN Walisongo Achmad Arief Budiman menyampaikan, temuan soal mutu layanan katering yang buruk tidak sepenuhnya benar.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa pihaknya merespons keluhan yang disampaikan mahasiswinya secara positif.

"Namun, bagi UIN Walisongo ini merupakan pengingat yang perlu direspons secara positif," katanya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/8/2023).

Lebih lanjut, Arif juga menuturkan bahwa UIN Walisongo sudah mengevaluasi mutu layanan katering.

Pihak kampus juga memberlakukan uji petik secara rutin sebagai cara untuk menjamin mutu pada periode berikutnya.

Baca juga: Warganet Usul Jalur Ketua OSIS IPB Dihapus, Begini Respons Kampus

Mahasiswi diperbolehkan berhenti langganan katering

Arief mengatakan, layanan katering yang disediakan untuk mahasiswinya yang tinggal di asrama bukanlah program wajib.

Mereka boleh untuk menghentikan atau tetap berlangganan layanan katering.

Bila mahasiswi memutuskan untuk berhenti berlangganan layanan katering, mereka bisa belanja sendiri untuk memenuhi keperluan makannya.

"Adapun untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar provinsi, luar pulau yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus," jelas Arief, dikutip dari Kompas.com.

Ia juga menambahkan, pelibatan pondokan di sekitar kampus sebagai mitra pema’hadan tahun ini merupakan tahun pertama dan baru saja berjalan.

Momen tersebut, kata Arief, akan dipergunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif.

"Serta dilakukan koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang ada," pungkas Arief.

Baca juga: Mahasiswa UI Bunuh Junior Diduga karena Iri dan Terlilit Pinjol, Akankah Kampus Jatuhkan Sanksi DO?

(Sumber: Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Khairina, Dita Angga Rusiana).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com