SEJAK pekan lalu, dunia pop kultur disibukkan dengan rilisnya "Barbenheimer," istilah yang merujuk pada dua film Amerika sangat populer namun sangat berbeda: Barbie dan Oppenheimer.
Film Barbie merupakan representasi dari boneka anak-anak yang memberikan banyak makna (atau sangat sedikit, tergantung perspektif kita) bagi gerakan feminisme Amerika dan wanita di seluruh dunia.
Sementara itu, Oppenheimer adalah film tentang pria yang bertanggung jawab atas penemuan bom atom.
Kedua film ini menghidupkan kembali momen-momen budaya, politik, dan sejarah yang telah mengubah dunia.
Hanya dari penjualan tiket global saja, keduanya mencapai lebih dari 400 juta dollar AS untuk Barbie dan 200 juta dollar AS untuk Oppenheimer.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang dari berbagai negara seperti Inggris, China, India, Brasil, Jerman, termasuk Indonesia, telah menyaksikan dan memberikan kontribusi jutaan dollar AS kepada pendapatan kedua film tersebut.
Setelah menyaksikan kedua film ini, penulis jadi berpikir dan bertanya-tanya. Jika kita mencapai titik di mana kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berkembang menjadi super intelligence, maka akan lebih mirip dengan skenario dalam film Barbie atau Oppenheimer?
Sebelum kita bahas hal ini, mari kita bahas dulu tentang apa itu super intelligence.
Super intelligence merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan tahap hipotetis di mana AI tidak hanya mencapai, tetapi juga melampaui kecerdasan manusia.
Pada titik ini, AI dapat menunjukkan kemampuan kognitif melebihi apa yang mampu dicapai manusia, termasuk belajar, penalaran, pemahaman bahasa, kreativitas, dan kemampuan lainnya.
Konsep ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang diambil langsung dari film fiksi ilmiah. Namun, banyak pakar di bidang AI dan robotika percaya bahwa ini bukanlah lagi pertanyaan tentang "jika", tapi "kapan?"
Seiring kemajuan teknologi, kita semakin mendekati titik di mana AI akan mencapai, atau bahkan melampaui kecerdasan manusia.
Menurut artikel di Harvard Science Review yang ditulis oleh William Bryk, banyak ahli percaya bahwa super intelligence bisa menjadi kenyataan dalam hidup kita.
Lihat saja dalam beberapa dekade terakhir, banyak kemajuan teknologi dan komputasi yang terus bermunculan.
Oleh karena itu, sangat masuk akal bahwa beberapa ahli berpendapat dalam beberapa dekade, kecerdasan buatan bisa berkembang dari kecerdasan mesin yang saat ini kita pahami menjadi kecerdasan yang tidak terbatas.