Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Dampak Buruk Terlalu Banyak Tidur bagi Kesehatan

Kompas.com - 28/07/2023, 06:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sebuah studi juga menunjukkan tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak tampaknya meningkatkan heritabilitas genetik dari gejala depresi dibandingkan dengan orang yang tidur normal.

Baca juga: Benarkah Tidur Siang Singkat Bisa Membuat Tubuh Segar Kembali?

3. Peningkatan faktor peradangan

Peradangan kronis dalam tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko segala sesuatu mulai dari diabetes, penyakit jantung, serta penyakit alzheimer.

Faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, obesitas, dan infeksi yang berkepanjangan dapat menyebabkan peradangan. Selain itu, kurang tidur atau terlalu banyak tidur juga dapat menjadi faktor yang berperan.

Peradangan dalam tubuh diukur dengan kadar sitokin, disebut protein C-reaktif atau CRP..

Satu studi membandingkan kadar CRP dan durasi tidur pada sekelompok besar orang dewasa, menemukan bahwa laki-laki dan perempuan yang tidur lama memiliki kadar yang lebih tinggi.

4. Peningkatan rasa sakit

Sering kali orang akan lebih banyak beristirahat saat merasakan sakit. Tetapi, penelitian menunjukkan, dalam beberapa kasus terlalu banyak tidur dapat memperburuk gejala rasa sakit.

Misalnya, nyeri punggung dapat memburuk karena terlalu sedikit aktivitas atau terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.

Sementara itu, tidur dalam posisi yang salah dapat memperparah nyeri punggung. Selain itu, tidur berlebihan juga dikaitkan dengan tingkat sakit kepala yang lebih tinggi.

Baca juga: Warganet Sebut Tidur Siang Saat Haid Bisa Sebabkan Darah Putih Naik, Ini Kata Dokter

5. Gangguan kesuburan

Sebuah penelitian terhadap wanita Korea yang menjalani terapi fertilisasi in vitro mendapati wanita yang tidur tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil.

Tidur sedang memiliki tingkat kehamilan tertinggi (53 persen) dibandingkan dengan mereka yang tidur enam jam atau kurang (46 persen) dan mereka yang tidur 9-11 jam (43 persen).

Penulis studi menyarankan tidur di luar rentang normal dapat mempengaruhi hormon dan siklus sirkadian, mengganggu kesuburan.

6. Gangguan toleransi glukosa

Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula dan gangguan toleransi glukosa yang dikaitkan dengan resistensi insulin.

Selain itu, kondisi ini juga merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Sebuah studi di Kanada dengan 276 orang selama enam tahun menemukan, orang dengan durasi tidur panjang dan pendek lebih mungkin mengembangkan gangguan toleransi glukosa dan diabetes selama rentang waktu tersebut dibandingkan dengan orang yang tidur normal (20 persen berbanding 7 persen).

Baca juga: Jangan Tidur Jam 10 Malam, Ini Waktu Tidur yang Ideal dan Cara Mengaturnya

7. Peningkatan berat badan

Menggunakan data yang sama dengan penelitian Kanada enam tahun sebelumnya, peneliti juga menemukan hubungan antara penambahan berat badan dan tidur.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com