Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Awan Tampak Melayang-layang di Hamparan Langit? Ini Penjelasan Sains

Kompas.com - 25/07/2023, 13:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awan di siang hari tampak seperti gumpalan kapas yang melayang-layang di hamparan langit. 

Awan sendiri adalah massa dari tetesan air atau kristal es yang menggantung di atmosfer.

Tetesan air ini terbentuk di sekitar inti kondensasi awan yang bisa berupa setitik debu atau garam.

Namun, mengapa awan terlihat seolah-olah melayang di udara? Dan apa yang membuat awan tetap melayang?

Menjawab pertanyaan tersebut, seorang ahli meteorologi di National Weather Service Alex Lamers menyebut bahwa awan yang melayang adalah semacam ilusi.

"Itu semacam ilusi," kata Alex Lamers, seorang ahli meteorologi di National Weather Service, dilansir dari Live Science, Senin (24/7/2023).

"Ini tidak seperti ada bantal atau sesuatu yang secara ajaib mengambang di udara," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Aneh di Langit Semarang, Apa Itu?


Terbentuknya awan

Ketika awan yang sarat air menjadi terlalu berat, maka akan terjadi hujan, baik hujan air biasa, hujan salju, atau hujan es.

Sebelum terjadi hujan, tetesan-tetesan air ini sebenarnya sudah bergerak turun menuju Bumi, meskipun dengan kecepatan yang lambat.

"Mereka (tetesan air) jatuh dengan sangat-sangat lambat," kata Lamers.

Ia mengatakan, apapun yang jatuh ke Bumi akan mencapai kecepatan terminal atau kecepatan tercepat yang mungkin terjadi saat jatuh bebas. Kecepatan terminal terjadi ketika gaya tarik dari udara melawan gravitasi dengan sempurna.

Tetesan air sangat ringan sehingga kecepatan terminal mereka juga sangat lambat, yaitu di antara 60 dan 120 kaki per jam (18 hingga 36 meter per jam) untuk tetesan dengan radius 5 hingga 10 mikron.

"Karena awan biasanya setinggi ribuan kaki di atmosfer, pergeseran kecil ke bawah ini tidak terlihat oleh mata," ungkap Lamers.

Selain itu, ia mengibaratkan jatuhnya tetesan air seperti debu yang berputar-putar di bawah sinar Matahari.

"Debu-debu itu juga jatuh, tetapi karena ukurannya sangat kecil, maka jatuhnya pun perlahan-lahan," katanya lagi.

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 2,7 Km, Bagaimana Kondisi Terkini?

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com