Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Fenomena Awan Aneh di Langit Semarang, Apa Itu?

Kompas.com - 21/07/2023, 19:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan fenomena awan putih tebal yang menyelimuti langit Semarang beberapa waktu lalu, ramai di media sosial.

Unggahan video itu dimuat di akun Instagram ini pada Rabu (18/7/2023).

"Pagi ini disambut awan yang indah. Lokasi video : dari tol gayamsari —> tol ungaran," tulis dalam unggahan.

Hingga Jumat (21/7/2023) malam, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 195.000 kali dan mendapatkan lebih dari 230 komentar dari pengguna Instagram.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Bertopi di Puncak Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG dan BMKG


Penjelasan ahli

Pakar Iklim dan Meteorologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian mengungkapkan bahwa awan yang ada dalam unggahan tersebut adalah fenomena awan biasa yang muncul di beberapa daerah.

Edvin menyebut, fenomena awan tersebut disebut sebagai strato cumulus.

"Saya lihat itu normal. Itu awan strato cumulus yang terkena trap di pergantian musim," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (21/7/2023).

Hal tersebut disebabkan karena saat ini Indonesia sedang memasuki musim kemarau.

Dikutip dari Kompas.com (19/12/2021), awan strato cumulus merupakan perpaduan antara awan cumulus dan stratus.

Awan ini terbentuk dari sekumpulan awan cumulus yang bersatu dan kemudian menyebar membentuk lapisan seperti selimut yang bertumpuk.

Awan ini biasanya tidak menimbulkan hujan.

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 2,7 Km, Bagaimana Kondisi Terkini?

Biasa terjadi menjelang siang hari

Lebih lanjut, Edvin mengungkapkan bahwa strato cumulus biasanya terjadi pada siang hari.

"Kan ini mau masuk musim kemarau dan biasanya terjadi pada jam menjelang siang hari dan biasa terjadi di dekat laut," ungkapnya.

Selain itu, Edvin juga menyampaikan, fenomena awan yang ada dalam unggahan tersebut tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang seringkali dikaitkan dengan bencana alam.

"Oh tidak sama sekali (tidak ada hubungan dengan bencana alam dan lainnya)," katanya lagi.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Scarf Cloud, Pelangi Melingkari Awan yang Menggumpal, Ini Penjelasan BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com