Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Jemaah Haji Borong Perhiasan Emas di Arab Saudi, Ternyata Cuma Imitasi

Kompas.com - 11/07/2023, 08:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bea Cukai Makassar, Sulawesi Selatan mengungkap perhiasan yang dikenakan jemaah haji Suarnati Daeng Kanang (49) sepulang dari Tanah Suci.

Sebelumnya sempat viral jemaah haji borong perhiasan emas di Arab Saudi.

Saat itu, Suarnati tiba di Tanah Air bersama 392 rombongan haji lainnya yang terbang pada kloter pertama, Rabu (5/7/2023).

Dia mengenakan pakaian glamor dan emas yang diklaim seberat 180 gram. Penampilannya itu sontak mengundang perhatian khalayak, termasuk Bea Cukai.

Baca juga: Jadwal Kepulangan Jemaah Haji 2023 Hari Ini


Baca juga: Jemaah Haji 2023 Bisa Pulang Lebih Cepat dari Jadwal, Bagaimana Caranya?

Fakta jemaah haji borong perhiasan emas di Arab Saudi

Berikut fakta perhiasan emas yang dikenakan Suarnati:

1. Suarnati kenakan emas palsu

Humas Bea Cukai Makassar Ria Novikasari menegaskan, seluruh perhiasan yang dikenakan Suarnati saat tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar adalah emas imitasi atau palsu.

Hal itu dipastikan setelah Bea Cukai Makassar bersama dengan Pegadaian Kantor Cabang Pasar Butung Makassar melakukan pemeriksaan berupa pengujian kadar emas.

"Setelah melakukan pemeriksaan dan uji terhadap perhiasan saudari Suarnati Daeng Kanang dan berdasarkan surat keterangan yang telah diterbitkan oleh Pegadaian Kantor Cabang Pasar Butung dinyatakan perhiasan tersebut bukan emas. Orang biasa menyebutnya imitasi," terang Ria, dilansir dari Kompas.com, Senin (10/7/2023). 

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Bea Cukai Makassar batal memberikan pajak pada emas Suarnati.

"Iya (tidak kenakan pajak), karena nilai barangnya kurang dari 500 dollar Amerika Serikat, secara ketentuan barang bawaan penumpang mendapatkan pembebasan," ujar Ria.

Sebelumnya, Suarnati menjalani pemeriksaan mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 Wita atau selama 5 jam pemeriksaan.

Baca juga: Jatah Air Zamzam Jemaah Haji Indonesia 2023 dan Hadiah Al Quran dari Raja Salman...

2. Emas imitasi dibeli Rp 900.000

Suarnati Dg Kanang (Pakai Kacamata) didampingi kerabatnya saat diperiksa Bea Cukai, Senin (10/7/2023)Ist Suarnati Dg Kanang (Pakai Kacamata) didampingi kerabatnya saat diperiksa Bea Cukai, Senin (10/7/2023)

Kepada petugas Bea Cukai, Suarnati mengaku membeli semua perhiasan imitasinya itu senilai Rp 900.000.

Emas imitasi yang diklaim seberat 180 gram itu dibawanya dari Jeddah ke Makassar. Suarnati juga membawa emas imitasi itu ke Bea Cukai pada saat pemeriksaan.

Nominal harga emas imitasi Suarnati berbeda dengan keterangan yang diberikannya tempo hari.

Saat tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar, Rabu (5/7/2023), Suarnati berkelakar bahwa emas itu dibelinya di Arab Saudi dengan harga Rp 1.200.000 per gram.

"Saya belinya pakai uang real, pokoknya per gram sekitar Rp 1.200.000," tuturnya saat itu, dilansir dari Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia

3. Kenakan emas untuk penuhi nazar

Penampilannya pulang ke Tanah Air dengan mengenakan emas itu bukan tanpa alasan.

Suarnati mengatakan hal itu dilakukannya untuk memenuhi nazar yang pernah diucap.

"Saya sudah bernazar dari awal, belum mendaftar saya sudah nazar seandainya saya ke tanah suci bisa tidak ya saya begini (pakai emas) seperti orang-orang (jemaah haji yang glamor saat pulang dari Tanah Suci," ungkapnya.

Suarnati mengatakan, tidak semua perhiasannya itu dibeli di Arab Saudi.

Dari total 180 gram emas, 80 gram di antaranya sudah dibawanya saat bertolak ke Tanah Suci.

"Dari Makassar separuh (emas) saya bawa sekitar 80 gram. Kalau yang saya beli dari Tanah Suci mungkin 100 gram," terangnya.

Menurutnya, membeli emas di Arab Saudi memberikan kepuasan tersendiri. Suarnati mengaku lebih berkharisma saat mengenakan perhiasan dari Tanah Suci itu.

"Karismanya beda. Dan saya percaya kalau sakit terus pakai emas dari Tanah Suci bisa sembuh," tuturnya.

Baca juga: Kandungan dan Manfaat Air Zamzam

4. Punya toko dan kos-kosan

Sosok Suarnati menjadi perhatian usai tindakannya borong emas di Tanahah Suci viral.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (9/7/2023), Suarnati merupakan pengusaha yang memiliki toko sembako. Dia juga memiliki usaha burger yang diberi nama Hilda Burger.

Tak hanya itu, Suarnati diketahui memiliki kos-kosan yang berada di rumahnya dan rumah kontrakan di Jembatan Merah, Jalan Cendrawasih, Kota Makassar.

Pengakuan sag anak, Winda, Suarnati sudah menunaikan ibadan umrah sebanyak tiga kali.

Setiap pulang dari Tanah Suci, ibunya itu memang kerap membeli emas di sana.

"Tiga kali mi pergi umrah. Selalu bawa emas begitu,” kata Winda.

Baca juga: Besok Jemaah Haji Gelombang Pertama Mulai Pulang ke Tanah Air, Berikut Rinciannya

5. Didatangi Bea Cukai

Aksi Suarnati turut mendapat perhatian petugas Bea Cukai.

Kepala Bea Cukai Makassar, Zaeni Rahman mengatakan, timnya telah mendatangi kediaman Suarnati usai beritanya yang mengenakan emas ratusan gram viral di media sosial.

"Tim kami sudah ke kediamannya di Kecamatan Tamalate, namun beliau masih melakukan silaturahmi keluarganya di Jeneponto," ujar dia, dilansir dari Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Zaini mengatakan, jika betul jemaah haji tersebut membeli emas dari Tanah Suci dan ada faktur atau invoice-nya, pihaknya bakal mengenakan pajak dari emas yang dibawa oleh Suarnati.

Bea Cukai juga memanggil Suarnati untuk memastikan keaslian emas yang dipakainya.

Hasil pemeriksaan Bea Cukai menemukan bahwa emas yang dibawa Suarnati adalah emas imitasi.

Nilainya tidak lebih dari 500 dollar Amerika Serikat sehingga batal kena pajak.

(Sumber: Kompas.com/Darsil Yahya M., Rachmawati | Editor Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana, Rachmawati).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com