Dengan pemrosesan data kenangan seperti ini, maka wajar jika terjadi peluruhan kualitas dari suatu kenangan.
Di mana hal-hal yang sebelumnya dikategorisasikan sebagai informasi unik dan khusus, karena begitu mudahnya mengunggah “data-data” kenangan tersebut, akan terjadi keberlimpahan data dari informasi tentang kenangan itu sendiri.
Akhirnya data-data tersebut hanya menjadi data dokumentasi kehidupan yang tidak lagi memorable. Begitulah generasi baru yang tidak lagi berkutat dengan upaya menyimpan dan mengingat kenangan terjadi.
Mereka memang tidak lagi perlu menyiapkan kapasitas otaknya untuk menyimpan data. Kapasitas mereka cukup mengembangan suatu shortcut untuk sesekali dibuka kembali jika dibutuhkan.
Sementara itu ketika data-data disimpan di ruang publik, proses reduksi data diambil alih oleh “robot” yang melekat pada suatu aplikasi.
Bahkan proses pendefinisian suatu data pun dibuat mereka. Mereka, ketika memberikan makna pada setiap peristiwa, tidak lagi melibatkan rasa dan kesadaran.
Algoritma mereka hanya melakukan triangulasi berdasarkan preferensi sosial-teknis saja, seperti paling banyak dilihat, dikomen, di-like, dan sebagainya.
Mari kita ucapkan “Selamat Tinggal Kenangan”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.