Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LockBit Klaim Sebar Data Nasabah BSI, Pakar Siber Imbau Masyarakat Lakukan Ini

Kompas.com - 17/05/2023, 20:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Layanan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalami eror selama empat hari, mulai Senin (8/5/2023) hingga Kamis (11/5/2023).

Akibat kejadian ini, nasabah tidak dapat melakukan transaksi secara langsung maupun melalui ATM dan BSI Mobile.

Pada Sabtu (13/5/2023), akun Twitter Dark Tracer sebuah platform intelijen dan investigasi dark web mengungkapkan “LockBit 3.0” sebagai dalang serangan ini.

Kelompok ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan layanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). (Mereka) menyatakan bahwa itu (gangguan) adalah akibat dari serangan mereka,” tulis Dark Tracer, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).

Baca juga: Layanan BSI Eror Diduga Terkena Serangan Ransomware, Virus Apa Itu?

Kelompok tersebut dikabarkan mencuri data 15 juta nasabah dan karyawan.

Data ini terdiri dari data pribadi, transaksi, dokumen bank, bahkan kata sandi layanan BSI. Agar data aman, LockBit meminta BSI menghubungi mereka dalam waktu 72 jam.

Namun, pada Selasa (16/5/2023), Dark Tracer mengungkapkan proses negosiasi gagal dan kelompok hacker itu telah membocorkan data BSI.

"Periode negosiasi telah berakhir, dan kelompok ransomware LockBit akhirnya telah membuat semua data BSI yang telah mereka 'sandera' bocor ke publik di dark web," kata Dark Tracker, dikutip Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Terkait kejadian ini, BSI terus bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menginvestigasi dan melindungi data nasabah.

Baca juga: Bjorka dan Dugaan Kebocoran Data Pemerintah, Apa Penyebabnya?

Lalu, apa yang sebaiknya nasabah lakukan terkait kebocoran data ini?


Hal yang harus dilakukan nasabah bank

Kepala Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSReC) Pratama Dahlian Persadha mengimbau nasabah BSI agar waspada dan berhati-hati dalam kejadian ini.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh nasabah bank yang mengalami serangan dari peretas, yaitu:

1. Ganti kata sandi rekening bank

Pratama menyebutkan, nasabah harus mengambil langkah pencegahan dengan mengganti seluruh data yang memerlukan verifikasi di BSI, seperti kata sandi mobile banking atau pin ATM.

"Ganti password itu yang utama karena takutnya semua data udah dicuri oleh si hacker. Walaupun terenkripsi, tapi banyak sistem pengamanan password yang mudah di-crack," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: 4 Dugaan Kebocoran Data yang Dibeber Hacker Bjorka

2. Cek aktivitas transaksi

Selanjutnya, Pratama juga mendorong nasabah mengecek rekening dan aktivitas akun bank miliknya.

"Jika ada aktivitas yang mencurigakan, segera melapor ke pihak bank. Contohnya, saat ada penarikan uang atau transfer dana tidak diketahui yang menyebabkan kerugian finansial," katanya lagi.

Dengan begitu, pihak bank dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membantu nasabah.

3. Periksa keamanan perangkat

Selain hal di atas, pihaknya menyarankan untuk segera memeriksa ulang sistem keamanan di ponsel atau komputer masing-masing.

Menurut Pratama, ada kemungkinan peretas mengetahui alamat IP pada akun nasabah.

Ini dapat mereka gunakan untuk masuk ke perangkat elektronik yang digunakan nasabah untuk mbanking atau internet banking.

Ia juga menganjurkan agar perangkat nasabah, baik hp atau laptop, untuk dipasang antivirus atau anti-malware. Keduanya dapat mendeteksi dan mengatasi seranggan terhadap perangkat.

Baca juga: Setelah Bobol BI dan BSI, Selanjutnya Siapa?

4. Waspadai penipuan via email

Pratama juga meminta agar nasabah waspada terhadap phising email.

Setelah serangan siber, ia menyatakan bahwa nasabah bank akan rentan mendapatkan phishing atau penipuan via email yang mengaku sebagai bank.

Nasabah wajib mengecek kembali kebenaran alamat email dan tautan yang dikirimkan sebelum membuka atau mengunduh data yang terlampir.

5. Perbarui aplikasi pada perangkat yang digunakan

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta para nasabah untuk segera update aplikasi atau OS device yang digunakan untuk mengakses mbanking/ibanking.

Hal ini dilakukan untuk mencegah serangan terhadap perangkat nasabah melalui alamat IP yang dicuri.

6. Ikuti informasi bank

Pratama juga meminta nasabah mengaktifkan notifikasi dari bank.

Tindakan ini dilakukan supaya nasabah bisa mengetahui informasi terkini perkembangan penanganan insiden dan langkah selanjutnya yang harus mereka lakukan.

"Cari informasi yang benar dan valid tentang insiden yang terjadi sehingga tidak terprovokasi dan malah membuat pikiran tidak tenang," pungkasnya.

Baca juga: Hacker asal Sleman Raup Rp 31,5 Miliar dengan Meretas Perusahaan di AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com